Kabupaten Bogor (ANTARA) - Ketua Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Pusat Arif Satria mendorong setiap daerah memiliki Desa Cendekia dengan membangun sentra pembelajaran desa agar kemajuan dan kekuatan bangsa tercipta dari penduduk yang semakin cerdas di wilayah.
 
Arif Satria saat memberikan sambutan halal bi halal ICMI Orwilsus Bogor dan Kahmi Bogor di Markas Jimmy Hantu, Tamansari Kabupaten Bogor, Minggu mengatakan ke depan membantu desa akan menjadi fokus ICMI secara nasional.
 
"Bangsa Indonesia bisa menjadi bangsa besar kalau punya basis desa yang kuat. Contoh Korea Selatan bisa maju karena desanya kuat, mereka pernah industrialisasi tapi jatuh karena desanya tidak kuat dan ada ketimpangan ekonomi tapi sekarang sudah sebaliknya mereka maju karena desanya kuat," ungkap Arif.
   
Arif menuturkan, untuk mewujudkan desa cendekia itu para pemikir yang ada di dalam organisasi ICMI harus mampu berkontribusi nyata menyalurkan gagasan-gagasan kemajuan yang terwujud di desa.
 
Pemikiran besar tentang mimpi besar pembangunan yang selama ini banyak terangkum dalam buku, kata Arif, kini harus mulai bergerak langsung mengedukasi penduduk di desa.
 
"ICMI memiliki mimpi besar, selama ini anggota ICMI kerap berdiskusi yang kemudian menghasilkan buku. Tapi sayang belum dalam bentuk inspirasi dengan karya," kata Arif yang juga Rektor IPB University.
 
Arif pun menegaskan bahwa ICMI harus inspiratif dan inovatif, karena transformasi ada di desa.
 
Perhatian harus mulai tertuju ke desa salah satunya, merujuk hasil penelitian kesalahan data di desa mencapai 47 persen, sehingga perlu ada pendampingan ke masyarakat melalui sentra pembelajaran desa sebagai titik refleksi kemajuan bangsa.
 
"Dulu Pak Habibie dengan teknologi dan industri, dan itu sangat bagus untuk membangun kepercayaan diri. Saya tidak pernah mendikotomikan semua fokus kegiatan. Namun untuk saat ini kita harus fokus kepada desa karena akan memberikan dampak yg besar kepada masyarakat secara nasional," kata Arif.
   
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Pewarta: Linna Susanti
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2022