Jakarta (ANTARA) - Sekolah Bisnis dan Manajemen Institut Teknologi Bandung (SBM ITB) bekerja sama dengan Coventry University, Inggris, meluncurkan beasiswa inovatif dengan skema mendapat dua gelar doktor (S3) sekaligus.

Beasiswa penuh ini ditawarkan kepada calon mahasiswa S3 terbaik yang lulus seleksi dan jika telah lulus maka berhak mendapat dua gelar doktor yakni dari ITB dan Coventry University.

Ketua Program Studi Doctor of Science and Management (DSM) SBM ITB Yuliani Dwi Lestari dalam keterangannya di Jakarta, Senin mengatakan peluncuran program ini selaras dengan tujuan DSM yakni mencetak lulusan dengan kompetensi riset yang unggul, berkelas internasional, dan berdampak terhadap dunia.

Dengan skema dual-award (double degree) ini, calon mahasiswa S3 bisa memilih memulai studinya dari ITB atau Coventry.

Jika mulai dari ITB, maka pada tahun pertama, mahasiswa mengikuti pembelajaran sesuai kurikulum di ITB, tahun kedua melakukan pembelajaran di Coventry, Inggris, dan tahun ketiga, mahasiswa kembali ke Indonesia untuk menyelesaikan studi S3 di ITB.

Sebaliknya, jika dari Coventry, maka pembelajaran tahun pertama dan ketiga dilakukan di Coventry, dan tahun kedua, mahasiswa melakukan penelitiannya di ITB.

Yuliani mengatakan baik mulai dari ITB maupun Coventry, akan tetap mendapatkan kesempatan, pengalaman, dan manfaat lebih, karena terdaftar di dua universitas dalam waktu bersamaan.

"Mahasiswa akan bisa mengakses fasilitas pendidikan/riset, perpustakaan, jurnal ilmiah, laboratorium, dan juga jejaring internasional, baik di ITB maupun Coventry. Mereka juga dibimbing promotor dua universitas, sehingga bisa mengambil keuntungan dari kepakaran dan reputasi internasionalnya," katanya.

Skema dual-award ini dirancang sebagai tindak lanjut inisiasi riset bersama UKICIS (UK-Indonesia Consortium for Interdisciplinary Sciences), dengan ITB dan Coventry adalah dua dari tujuh anggota pendirinya.

Selain itu, skema ini adalah salah satu komitmen kerja sama riset dan akademis sesuai nota kesepahaman (MoU) ITB dan Coventry pada 2019.

Skema dual-award juga bentuk nyata program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Kemdikbudristek yang memungkinkan mahasiswa Indonesia belajar dan meneliti di kampus mitra luar negeri.

Dengan skema dua gelar doktor ini, kredit mata kuliah yang diambil di Coventry bisa langsung ditransfer ke ITB dan disetarakan, sehingga mahasiswa S3 bisa menghemat masa studinya.

Program dual-award sebenarnya sudah banyak dilakukan universitas di Indonesia dan luar negeri, khususnya level S1 dan S2.

Namun, skema dual-award ITB-Coventry level S3 (doktor) ini terbilang pertama di Indonesia yang mendobrak sistem pendidikan S3.

Pimpinan Program Coventry University Prof Benny Tjahjono mengatakan skema inovatif ini menunjukkan bukti nyata kerja sama Coventry-ITB yang dirintis sejak lama, baik melalui bilateral maupun konsorsium UKICIS.

Sebagai universitas kelas dunia, Coventry ingin melangkah progresif dengan menggandeng universitas kelas dunia lain seperti SBM ITB.

Menurut Benny, dari sudut pandang institusional, skema dual-award ini memberikan manfaat ekstra, antara lain pengakuan kesetaraan perguruan tinggi di Indonesia dan luar negeri; dan mata kuliah yang diambil bisa ditransfer ke universitas masing-masing dan disetarakan.

Manfaat lain adalah peningkatan kualitas dosen promotor dalam membimbing mahasiswa doktor; pengembangan kompetensi keilmuan dengan berperan sebagai co-author dalam setiap publikasi ilmiah yang dibuat oleh mahasiswa; dan peningkatan kerja sama riset antaruniversitas dan berbagi fasilitas riset sesuai yang dituangkan dalam MoU bilateral dan UKICIS.

Ke depan, lanjut Benny, skema dual-award ini akan dibuka lebih luas untuk semua jurusan di ITB dan Coventry.

Sebagai pilot project pada 2022, ada dua topik yang ditawarkan untuk intake September 2022 yakni pertama bertajuk "Transitioning to Circular Supply Chains: A Multi-level Perspective Approach", yang menitikberatkan pada transisi menuju ekonomi sirkuler, dengan menerapkan konsep teori transisi dan teori multilevel-perspective untuk menggambarkan apa saja yang diperlukan untuk mewujudkan rantai pasok sirkuler.

Sedang, topik kedua bertajuk "Sustainable Funds: Greenwishing or Greenwashing", yang melihat fenomena bagaimana investor di negara maju ingin investasinya bertanggung jawab secara sosial, namun kenyataannya sering kali menemui banyak hambatan.

ITB akan diwakili SBM, sedangkan Coventry diwakili Centre for Business in Society (CBiS) dan Centre for Financial and Corporate Integrity (CFCI), dua pusat riset yang berafiliasi dengan Coventry Business School.

Calon mahasiswa yang berminat bisa melihat prosedur seleksi dan detail pendaftaran selengkapnya di tautan https://www.coventry.ac.uk/research/research-opportunities/research-students/research-studentships/transitioning-to-circular-supply-chains-a-multi-level-perspective-approach/.

Baca juga: UGM-Flinders University kerja sama dual degree program master
Baca juga: UI Buka Dual-Degree Bersama Universitas Adelaide
Baca juga: IHLC-IPB kerja sama kembangkan sekolah bisnis untuk industri halal
Baca juga: JNE-ITB kolaborasi bangun lab sekolah bisnis dan manajemen

 

Pewarta: Kelik Dewanto
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2022