Rupiah ditutup melemah 13 poin atau 0,09 persen ke posisi Rp14.446 per dolar AS
Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin sore ditutup melemah seiring kuatnya data tenaga kerja Amerika Serikat.

Rupiah ditutup melemah 13 poin atau 0,09 persen ke posisi Rp14.446 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.433 per dolar AS.

"Dolar AS mampu mempertahankan penguatan di tengah kenaikan 390 ribu dalam nonfarm payrolls (NFP) yang menandai pasar tenaga kerja kuat lainnya di AS pada bulan Mei," tulis Tim Riset Monex Investindo Futures dalam kajiannya di Jakarta, Senin.

Data ketenagakerjaan nonpertanian atau NFP AS yang kuat pada Jumat (3/6/2022) lalu dan pidato The Fed yang baru-baru ini hawkish, mendorong peluang kenaikan suku bunga 50 bps ketiga pada September menjadi 75 persen dari 35 persen muncul minggu lalu.

Namun, sentimen yang optimistis tampaknya mengambil petunjuk dari sejumlah berita utama terkait Tiongkok.

Kesiapan Beijing untuk melonggarkan kontrol aktivitas yang disebabkan virus bergabung dengan persiapan AS untuk mengumumkan keringanan tarif untuk Tiongkok adalah katalis-katalis utama.

Menteri Perdagangan AS Gina Raimondo mengatakan Presiden Joe Biden telah meminta timnya untuk melihat opsi pencabutan beberapa tarif pada Tiongkok yang diberlakukan oleh mantan Presiden Donald Trump, untuk memerangi inflasi tinggi saat ini.

Rupiah pada Senin pagi dibuka melemah ke posisi Rp14.456 per dolar AS. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran Rp14.442 per dolar AS hingga Rp14.472 per dolar AS.

Sementara itu, kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Senin melemah ke posisi Rp14.462 per dolar AS dibandingkan posisi hari sebelumnya Rp14.431 per dolar AS.

Baca juga: Rupiah diproyeksikan melemah dipicu kekhawatiran naiknya inflasi
Baca juga: Yen melemah terhadap dolar dan euro jelang minggu bank sentral sibuk
Baca juga: Dolar menguat, terkerek pertumbuhan pekerjaan AS lampaui ekspektasi

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2022