Ini saya kira produk MILO di Indonesia sudah 100 persen diproduksi di dalam negeri. Ini yang paling penting
Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengapresiasi inisiatif perluasan investasi PT Nestle Indonesia.

Nestle Indonesia menambah kapasitas produksi MILO melalui penambahan instalasi mesin proses Vacuum Band Dryer (VBD 2) senilai Rp368 miliar seiring dengan meningkatnya volume permintaan pasar lokal.

Perusahaan asal Swiss itu juga berinvestasi dalam penggunaan boiler biomassa yang mengolah sekam padi untuk menghasilkan uap yang menggantikan LNG di Pabrik Nestle Karawang di Jawa Barat.

"Ini saya kira produk MILO di Indonesia sudah 100 persen diproduksi di dalam negeri. Ini yang paling penting," kata Luhut dalam peresmian investasi dan instalasi boiler biomassa di Karawang, Jawa Barat, Selasa.

Luhut pun berharap Nestle akan terus meningkatkan investasinya di Indonesia sehingga penyerapan produk susu dari peternak sapi di dalam negeri bisa terus ditingkatkan.

Presiden Direktur Nestle Indonesia Ganesan Ampalavanar menuturkan investasi melalui VBD 2 ini diperkirakan dapat meningkatkan kapasitas produksi Nestle MILO sebanyak dua kali lipat produksi per tahun.

"Sehingga ke depannya, peningkatan kapasitas produksi diharapkan dapat mendorong Nestle Indonesia untuk menjadi pasar ekspor negara lain, sekaligus memberikan dampak positif jangka panjang bagi perekonomian Indonesia," tambah Ganesan.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki juga mengapresiasi perluasan kapasitas produksi Nestle Indonesia.

"Ini sejalan dengan Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia, di mana kita ingin memperkuat produksi dalam negeri," katanya.

Sementara itu, investasi boiler biomassa merupakan wujud komitmen perusahaan untuk mendukung target net zero emission pada 2050.

Melalui penggunaan boiler biomassa ini, Nestle Indonesia dapat mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 6.068 ton CO2e per tahun.

Pemanfaatan biomassa juga dapat membantu penghematan biaya energi (energy cost saving) sebesar 14 persen. Bukan hanya itu saja, sisa pembakaran boiler biomassa akan dimanfaatkan menjadi pupuk organik dan akan diberikan kembali pada petani padi setempat.

Baca juga: Luhut: Audit perusahaan sawit segera dimulai

Baca juga: Luhut buka peluang kaji tarif Borobudur untuk wisatawan domestik

Baca juga: Luhut harap pasokan dan harga minyak goreng membaik dalam tiga minggu

 

Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2022