Moskow (ANTARA) - Rubel Rusia stabil terhadap dolar AS pada Selasa, karena pelaku pasar mengukur dampak putaran terakhir sanksi Barat terhadap Moskow dan fokus investor beralih ke perkiraan penurunan suku bunga bank sentral akhir pekan ini.

Pada pukul 08.07 GMT, rubel tidak berubah terhadap dolar pada 61,04, didukung oleh kontrol modal. Rubel telah stabil dalam kisaran yang relatif sempit 60,0-62,5 dalam beberapa hari terakhir setelah perubahan cepat pada Mei.

Analis Promsvyazbank mengatakan mata uang Rusia akan berkonsolidasi dalam kisaran 60-62 terhadap dolar AS pada Selasa.

Rubel telah naik 0,6 persen menjadi diperdagangkan pada 64,73 terhadap euro.

Di Bursa Moskow, rubel didorong oleh kontrol modal yang diberlakukan Rusia untuk melindungi sistem keuangannya segera setelah mengirim puluhan ribu tentara ke Ukraina pada 24 Februari.

Sanksi dan upaya Rusia untuk memenuhi kewajiban utang negara tetap menjadi fokus.

Negara-negara Uni Eropa pekan lalu menyetujui paket sanksi keenam mereka terhadap Moskow atas apa yang disebutnya sebagai "operasi militer khusus" di Ukraina, termasuk larangan impor untuk semua minyak mentah dan produk minyak bumi lintas laut Rusia dalam enam hingga delapan bulan.

National Settlement Depository (NSD) Rusia, yang direncanakan Moskow akan digunakan untuk melayani Eurobonds negara itu, akan menangguhkan transaksi dalam euro setelah Uni Eropa menambahkan entitas tersebut ke daftar sanksinya.

Harian Vedomosti melaporkan pada Selasa, mengutip sumber, bahwa investor belum menerima pembayaran kementerian keuangan untuk kupon Eurobonds yang jatuh tempo pada 2026 dan 2036 yang dilakukan sebelum pengabaian utama AS yang memungkinkan transaksi semacam itu berakhir bulan lalu.

Di pasar utang lokal, imbal hasil obligasi pemerintah OFZ 10-tahun mencapai 8,88 persen, terendah sejak 13 Januari karena pasar menunggu keputusan suku bunga bank sentral pada Jumat (10/6/2022). Imbal hasil obligasi bergerak berbanding terbalik dengan harga.

Mayoritas analis yang disurvei oleh Reuters memperkirakan pemotongan suku bunga 100 basis poin menjadi 10 persen karena bank sentral mencoba membuat pinjaman lebih terjangkau di tengah permintaan konsumen yang lesu dan jeda inflasi.

Indeks saham Rusia jatuh. Indeks RTS dalam denominasi dolar turun 1,9 persen menjadi 1.156,5 poin. Indeks MOEX Rusia berbasis rubel turun 1,8 persen pada 2.240,8 poin, mencapai titik terendah sejak 24 Mei, demikian dikutip dari Reuters.

Baca juga: Rubel jatuh di bawah 62 terhadap dolar, saham Rusia tergelincir
Baca juga: Rubel melemah menuju 62 terhadap dolar, saham Rusia jatuh
Baca juga: Rusia hentikan kontrak pasokan gas ke Belanda, Denmark, dan Jerman

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2022