Jakarta (ANTARA News) - Sebuah survei menemukan bahwa satu dari sepuluh atau 12% orang tua di dunia mengatakan bahwa anak mereka telah mengalami pecelehan di Internet (cyberbullying).

Survei lembaga research global, Ipsos, untuk Reuters News juga menunjukkan, 24 persen dari orang tua yang sering online itu mengetahui bahwa anak mereka telah mengalami hal yang sama dalam komunitasnya di Internet.

Dalam web site resminya Ipsos mengatakan, dari para orang tua itu, mayoritas atau 60 persennya mengatakan anak-anak mengalami cyberbullying di situs jejaring sosial Facebook.

Tiga perempat (77%) dari keluarga di dunia mengatakan cyberbullying membutuhkan perhatian khusus dari orang tua dan sekolah, sementara 23 persennya berpendapat penyimpangan itu bisa ditangani melalui gerakan anti-pelecehan yang sudah ada.

Iposs mensurvei total 18.687 orang penduduk di 24 negara melalui metodologi online.

Cyberbullying, menurut Ipsos, ialah ketika seorang anak atau sekelompok anak-anak (di bawah usia 18) sengaja mengintimidasi, menyinggung, mengancam atau mempermalukan anak lain atau sekelompok anak-anak khususnya melalui penggunaan teknologi informasi.

Baik melalui situs web atau chat room di Internet, ponsel maupun perangkat mobile lainnya.

Kesadaran atau perhatian terhadap cyberbullying di sebagian besar negara tinggi, meskipun Ipsos membagi lagi dalam prosentase berdasarkan survei.

Sekitar 60% para orang tua mengatakan bahwa cyberbullying dialami anak-anak melalui situs jejaring sosial seperti Facebook, 42% mengatakan melalui ponsel atau perangkat mobile, dan 40% mengatakan melalui chat room.

(*)

Pewarta: Suryanto
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2012