Madiun (ANTARA) - Organisasi kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) Cabang Madiun, Jawa Timur, bersama Global Qurban berkomitmen mengelola hewan ternak dengan intensif sebagai upaya mengantisipasi penularan penyakit mulut dan kuku (PMK) pada sapi dan kambing sehingga aman digunakan untuk berkurban.

Kepala Cabang ACT Madiun Adiwibowo mengatakan hewan ternak yang dikelola ACT-Global Qurban telah dirawat dan terseleksi bebas dari penyakit mulut dan kuku.

"Masyarakat tidak perlu risau jika ingin berkurban. Karena di ACT, ternaknya kami pastikan sehat. Sehingga kurban bapak dan ibu aman dinikmati saudara-saudara kita yang membutuhkan," ujar Adiwibowo di Madiun, Selasa.

Pihaknya memahami bahwa wabah PMK pada ternak sapi, kambing, dan domba akhir-akhir ini telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat, khususnya bagi yang ingin melaksanakan kurban.

Baca juga: Pemkab Kediri syaratkan SKKH untuk hewan kurban

Baca juga: Pemkab Bekasi bentuk tim pengawas kesehatan hewan


Karena itu, ACT melalui Global Qurban, berupaya mengelola hewan-hewan kurban yang berada di Lumbung Ternak Wakaf (LTW) secara intensif di bawah pengawasan tim dokter hewan.

Dengan upaya itu, ACT Madiun dan Global Qurban berharap bisa terus menjamin terjaganya kualitas daging kurban yang akan disalurkan ke masyarakat yang membutuhkan dan sesuai dengan syariat Islam.

Sesuai data, kandang Lumbung Ternak Wakaf (LTW) ACT yang berlokasi di Magetan menampung kapasitas 300 ekor domba. Ternak tersebut ini dipelihara sesuai dengan anjuran dinas peternakan dengan pemberian vitamin, dijaga kebersihan kandangnya, dan berikan pakan yang baik.

Di tahun 2021, penyebaran daging kurban oleh Global Qurban bersama ACT Madiun menyasar di sejumlah daerah, seperti di Kota Madiun, Kabupaten Madiun, Ngawi, Magetan, hingga Pacitan.

"Persebaran hewan kurban diutamakan untuk wilayah yang masyarakatnya prasejahtera," kata Adiwibowo.*

Baca juga: MUI imbau warga Muslim tunggu hasil sidang isbat Idul Adha

Baca juga: Penentuan Idul Adha tahun ini berpotensi berbeda

Pewarta: Louis Rika Stevani
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022