Kehadiran BNPB di Mamuju hari ini guna memastikan agar penanganan tanggap darurat berjalan dengan baik
Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto terbang menuju Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat, Kamis pagi guna melakukan percepatan penanganan gempa magnitudo (M) 5,8 yang terjadi pada Rabu (8/6) siang.

"Kehadiran BNPB di Mamuju hari ini guna memastikan agar penanganan tanggap darurat berjalan dengan baik," kata Kepala BNPB Suharyanto dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis.

Kepala BNPB bertolak dari bandara Pondok Cabe di Tangerang Selatan pada pukul 08.00 WIB dengan membawa rombongan yang meliputi Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB, Deputi Bidang Logistik dan Peralatan, Pelaksana tugas Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan, Direktur Pengelolaan Logistik dan Peralatan, Direktur Dukungan Sumber Daya Darurat, Direktur Pemulihan dan Peningkatan Sosial, Ekonomi dan Sumber Daya Alam, Tenaga Ahli serta Staf Khusus.

Sesuai rencana, Kepala BNPB beserta rombongan akan bertemu dengan Gubernur Provinsi Sulawesi dan jajaran Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat di Kantor Gubernur Provinsi Sulawesi Barat guna melaksanakan rapat koordinasi percepatan penanganan bencana gempabumi.

Usai rapat koordinasi, Kepala BNPB dijadwalkan untuk meninjau lokasi terdampak untuk mendapatkan informasi di lapangan mengenai kebutuhan dasar saat kondisi kedaruratan.

Pada tinjauan lapangan tersebut Kepala BNPB akan menyerahkan bantuan Dana Siap Pakai (DSP) dan bantuan logistik serta peralatan kepada Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat.

Kepala BNPB juga akan memberikan keterangan resmi kepada awak media terkait perkembangan terkini penanganan bencana gempabumi M 5,8 Mamuju usai peninjauan lapangan.

Gempa bumi M 5,8 yang berpusat di koordinat 2,77° LS ; 118,56° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 26 kilometer arah Barat Tapalang Barat, Mamuju, Sulawesi Barat, diketahui telah menyebabkan kerusakan beberapa bangunan.

Atas kejadian itu, kurang lebih 7.650 warga Kabupaten Majene mengungsi. Berdasarkan laporan visual dari lapangan per Rabu (8/6) pukul 21.50 WIB, para warga mulai mendirikan tenda darurat menggunakan terpal berwana biru dan oranye di beberapa titik tak jauh dari permukiman mereka, di pelataran masjid Deking dan di SMK Kota Tinggi.

Hal serupa juga dilakukan oleh para warga Kabupaten Mamuju karena khawatir terjadi gempabumi susulan dan potensi ancaman tsunami. Pantauan visual dari lapangan ada tiga titik pengungsian warga yakni di Stadion Mamuju, Kantor Bupati Mamuju dan Kantor TVRI Sulawesi Barat di Mamuju.

Jumlah warga yang mengungsi sementara ada sebanyak 7.670 jiwa.

Sementara itu, berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sulawesi Barat, sebanyak 17 warga mengalami luka-luka setelah terkena material reruntuhan bangunan Gedung PKK, Kantor Gubernur Provinsi Sulawesi Barat, ketika gempabumi terjadi. Saat ini, para warga yang terluka telah telah mendapatkan perawatan intensif di Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Mamuju.


Baca juga: Gempa Magnitudo 5,8 guncang Sulawesi Barat

Baca juga: 11.000 warga terdampak gempa mengungsi di Stadion Manakarra Mamuju

Baca juga: Pemerintah Sulbar siapkan makanan pengungsi gempa

Baca juga: Pesisir Sulawesi Barat kawasan paling aktif terjadi gempa destruktif

Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2022