Masyarakat pesisir di Kepulauan Riau (Kepri) menganggap implant (dulu bernama susuk/alat kontrasepsi bawah kulit) sama dengan susuk yang berbau mistis (klenik) yang dapat membahayakan bila mereka meninggal.
Batam (ANTARA News) - Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Kepulauan Riau, Sunarto mengatakan masyarakat masih enggan menggunakan KB implant karena menganggap sama dengan "susuk klenik".

"Masyarakat pesisir di Kepulauan Riau (Kepri) menganggap implant (dulu bernama susuk/alat kontrasepsi bawah kulit) sama dengan susuk yang berbau mistis (klenik) yang dapat membahayakan bila mereka meninggal. Jadi mereka masih enggan beralih ke alat kontrasepsi tersebut," kata Sunarto dalam rapat evaluasi KB Kepulauan di Batam, Senin.

Menurut Sunarto, walaupun petugas dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) telah menjelaskan bahwa implant tidak sama dengan susuk klenik namun masyarakat masih sulit menerima.

"Dari hasil penyelenggaraan KB Kepulauan di Kepri akhir 2011 lalu, jumlah peserta KB implant lebih sedikit dibanding menggunakan suntik," kata dia.

Untuk meyakinkan masyarakat bahwa implant tidak sama dengan susuk klenik, katanya, dalam penlaksanaan KB Kepulauan pada 2012 mendatang akan melibatkan tokoh agama agar penjelasan yang disampaikan bisa diterima masyarakat.

"Kami yakin apa yang disampaikan oleh tokoh agama akan lebih mudah mereka terima dibanding BKKBN yang menyampaikan," ucapnya.

Dalam penyelenggaraan KB Kepulauan pada tujuh kota/kabupaten di Kepri pada akhir 2011 tercatat peserta KB IUD/alat kontrasepsi dalam rahim sebanyak 88 orang, implant 279 peserta, suntik 350 peserta, pil 257 peserta dan kondom 136 peserta.

"Perolehan tersebut kurang maksimal, karena seharusnya KB jangka panjang seperti IUD dan implant yang diutamakan. Namun karena kurangnya pemahaman masyarakat hasilnya malah KB jangka pendek yang paling banyak," kata Sunarto.

Sunarto berharap, persiapan KB Kepulauan pada 2012 bisa lebih matang sehingga hasil yang diperoleh juga maksimal.

"Pada 2011 kemarin persiapanya hanya sekitar dua minggu. Penyelenggaraannya juga bertepatan dengan akhir tahun dengan cuaca yang tidak mendukung. Beda halnya jika KB Kepulauan di Kepri bisa dilaksanakan pada pertengahan tahun yang biasanya cuaca sangat mendukung," kata dia.

Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kepulauan Riau, Tjejep Yudiana berharap KB Kepulauan bisa dilanjutkan pada 2012 karena sangat bermanfaat bagi masyarakat pesisir.

"Kami berharap KB Kepulauan bisa dilanjutkan tahun ini. Dinkes telah menempatkan 100 dokter keluarga di pesisir yang bisa diberdayakan dalam KB Kepulauan untuk melayani kesehatan masyarakat," kata Tjejep.

(KR-LNO/E001)

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2012