Kami tahu QE (pelonggaran kuantitatif) sedang bergulir tetapi mereka sendiri sudah mulai melontarkan gagasan tentang rencana darurat khusus untuk melawan risiko fragmentasi
New York (ANTARA) - Indeks dolar naik untuk hari kedua berturut-turut pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), menghapus penurunan awal sementara euro berbalik lebih rendah setelah pengumuman kebijakan terbaru oleh Bank Sentral Eropa (ECB), yang mengisyaratkan bank akan mulai menaikkan suku bunga.

ECB mengakhiri program stimulus jangka panjang dan mengatakan akan memberikan kenaikan suku bunga pertama sejak 2011 bulan depan, diikuti oleh langkah yang berpotensi lebih besar pada September karena berusaha untuk meredam kenaikan inflasi.

Tetapi kurangnya rincian untuk rencana tentang menangani kekhawatiran fragmentasi di wilayah tersebut membantu mengirim euro lebih rendah terhadap dolar. ECB mengatakan bahwa fragmentasi, perbedaan antara biaya pinjaman untuk negara-negara Eropa yang berbeda, menghambat pelaksanaan kebijakan moneternya.

"Kami tahu QE (pelonggaran kuantitatif) sedang bergulir tetapi mereka sendiri sudah mulai melontarkan gagasan tentang rencana darurat khusus untuk melawan risiko fragmentasi, tetapi mereka belum memberi kami detail apa pun," kata Kepala Analitik Quant Insight, Huw Roberts.

"Karena mereka telah berbicara tentang rencana darurat, pasar berharap untuk sedikit lebih banyak warna, sedikit lebih detail tentang apa yang akan mereka lakukan. Kurangnya detail adalah kekecewaan."

Baca juga: Harga emas merosot, tertekan penguatan dolar jelang data inflasi AS

Goldman Sachs mengatakan sekarang memperkirakan ECB akan menaikkan 25 basis poin pada Juli, diikuti oleh kenaikan masing-masing 50 basis poin pada September dan Oktober, sebelum kembali ke kenaikan 25 basis poin pada Desember.

Indeks dolar naik 0,682 persen menjadi 103,260, dengan euro turun 0,9 persen menjadi 1,0618 dolar. Dengan kenaikan mingguan lebih dari 1,0 persen, greenback siap untuk kenaikan mingguan kedua berturut-turut dan kenaikan mingguan terbesar dalam tujuh.

Sebagian besar bank sentral di seluruh dunia telah mengambil tindakan untuk membendung gelombang kenaikan inflasi dengan menaikkan suku bunga, dan investor akan melihat data inflasi AS terbaru pada Jumat waktu setempat dalam bentuk Indeks Harga Konsumen (IHK) Mei. Perkiraan konsensus menyiratkan kenaikan inflasi tahun-ke-tahun sebesar 8,3 persen, tidak berubah dari April.

Sementara beberapa investor berharap bahwa inflasi mungkin telah mencapai puncaknya, kenaikan harga minyak baru-baru ini ke level tertinggi 13-minggu telah merusak optimisme itu, meningkatkan daya tarik safe-haven dolar.

Data AS pada Kamis (9/6/2022) menunjukkan pasar tenaga kerja tetap sangat ketat, dengan klaim pengangguran awal mingguan naik ke penyesuaian musiman 229.000 untuk pekan yang berakhir 4 Juni, tertinggi sejak pertengahan Januari, dan di atas perkiraan 210.000.

Baca juga: Harga minyak turun tipis, terimbas penguncian baru China akibat COVID

Federal Reserve AS dijadwalkan untuk mengumumkan pernyataan kebijakan berikutnya pada Rabu (15/6/2022) dan pasar sepenuhnya memperkirakan kenaikan suku bunga setidaknya 50 basis poin dari bank sentral, menurut Alat FedWatch CME.

Sebaliknya, bank sentral Jepang (BoJ) telah menjadi salah satu dari sedikit bank sentral yang tidak mengambil tindakan terhadap kenaikan harga, yang telah menyebabkan yen turun ke level terendah dua dekade terhadap dolar dan level terendah 7,5 tahun terhadap euro.

Gubernur BoJ Haruhiko Kuroda mengatakan pada Rabu (8/6/2022) bahwa pelemahan yen positif bagi perekonomian selama pergerakannya stabil, sambil menambahkan bahwa kebijakan valas bukan wewenang BoJ.

Euro turun 0,86 persen terhadap yen di 142,61, tepat di bawah tertinggi Januari 2015 di 144,25 yen yang dicapai pada Rabu (8/6/2022).

Yen Jepang melemah 0,01 persen versus greenback di 134,28 per dolar, sementara sterling terakhir diperdagangkan di 1,2502 dolar, turun 0,30 persen hari ini.

Baca juga: Yen capai level terendah baru saat AS-Eropa bersiap naikkan suku bunga

Di pasar uang kripto, bitcoin terakhir turun 0,36 persen menjadi 30.080,23 dolar AS.

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022