Beijing/Hong Kong (ANTARA) - Saham-saham Asia mengikuti Wall Street lebih rendah pada perdagangan Jumat pagi, sementara dolar mempertahankan kenaikan semalam, setelah panduan kenaikan suku bunga dari Bank Sentral Eropa (ECB) dan data inflasi AS yang akan datang membuat investor gelisah.

Indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang merosot 1,2 persen di awal perdagangan Asia, terbebani oleh penurunan 1,5 persen Indeks Hang Seng di Hong Kong, 0,8 persen Indeks ASX 200 di Australia, 1,6 persen Indeks KOSPI di Korea Selatan, dan 1,2 persen Indeks Nikkei di Jepang.

Raksasa teknologi yang tercatat di Hong Kong terpukul keras, dengan sub-indeks dibuka 2,9 persen lebih rendah. Saham Alibaba di Hong Kong jatuh 3,3 persen setelah afiliasi Ant Group mengatakan tidak memiliki rencana untuk memulai penawaran umum perdana. Ini adalah tanggapan atas laporan media bahwa Beijing telah menyetujui peluncuran kembali IPO.

Saham Alibaba di AS anjlok 8,1 persen semalam.

Baca juga: Saham China dibuka turun, Indeks Shanghai jatuh 0,76 persen

Sentimen pasar di China telah memburuk oleh pembatasan baru di Beijing dan Shanghai karena kasus COVID-19 baru telah muncul. Beberapa distrik di Beijing menutup tempat hiburan, sementara sebagian besar warga di Shanghai menghadapi putaran baru pengujian massal untuk mencegah wabah baru.

Pada Kamis (9/6/2022) Bank Sentral Eropa (ECB) mengakhiri skema stimulus jangka panjang dan mengatakan akan memberikan bulan depan kenaikan suku bunga pertama sejak 2011, diikuti oleh langkah yang berpotensi lebih besar pada September.

Sementara keputusan ECB secara luas telah diperkirakan, kemungkinan kenaikan yang lebih besar pada September membebani sentimen. Ekonomi zona euro bergulat dengan pertumbuhan yang melambat dan inflasi yang melonjak yang diperburuk oleh perang Ukraina selama berbulan-bulan.

"Ekuitas global berada di bawah tekanan setelah ECB menyampaikan panduannya, dan (Presiden ECB Christine) Lagarde mencatat risiko kenaikan inflasi," kata analis di ANZ dalam sebuah catatan pada Jumat.

Baca juga: IHSG Jumat pagi dibuka merosot 39,59 poin

"Dan dengan harga energi masih didorong lebih tinggi, belum jelas apakah inflasi telah mencapai puncaknya. Panduan Fed dan tindakan kebijakan mungkin harus berubah lebih hawkish lebih lama. Pasar keuangan gelisah."

Selama berbulan-bulan, pasar telah fokus pada seberapa cepat bank sentral bergerak untuk mengekang inflasi. Investor sekarang memperkirakan Federal Reserve (Fed) akan menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin minggu depan, terutama jika data harga konsumen AS pada Jumat mengkonfirmasi peningkatan inflasi.

Perkiraan konsensus melihat tingkat inflasi tahun-ke-tahun untuk Mei sebesar 8,3 persen, tidak berubah dari April.

Saham-saham di Wall Street jatuh karena pasar menunggu data harga. Indeks S&P 500 dan Nasdaq turun lebih dari 2,0 persen dalam persentase penurunan harian terbesar sejak pertengahan Mei, dengan saham pertumbuhan mega-cap memimpin kerugian.

Baca juga: Dolar menguat di Asia, pasar tunggu data inflasi AS untuk isyarat Fed

Apple Inc dan Amazon.com Inc masing-masing merosot 3,6 persen dan 4,2 persen.

Sementara beberapa investor berharap bahwa inflasi mungkin telah mencapai puncaknya, kenaikan harga minyak baru-baru ini ke level tertinggi 13-minggu telah merusak optimisme itu, meningkatkan daya tarik safe-haven dolar.

Baca juga: Dolar menguat jelang rilis inflasi AS, euro jatuh pasca-pertemuan ECB

Di pasar mata uang, dolar AS mempertahankan kekuatannya yang luas terhadap sekeranjang mata uang utama, melayang di sekitar level tertinggi dalam tiga minggu. Euro berkubang di level terendah 2,5 minggu, sementara yen naik 0,16 persen terhadap greenback, menarik diri dari level terendah 20 tahun.

Pada Jumat, pergerakan obligasi pemerintah AS sebagian besar diredam. Imbal hasil acuan obligasi pemerintah AS 10-tahun naik sedikit menjadi 3,0566 persen, dibandingkan dengan penutupan AS 3,042 persen pada Kamis (9/6/2022).

Imbal hasil obligasi dua tahun, yang naik bersama ekspektasi pedagang terhadap suku bunga dana Fed yang lebih tinggi, menyentuh 2,8319 persen, dibandingkan dengan penutupan AS sebesar 2,817 persen.

Harga minyak turun setelah beberapa bagian Shanghai memberlakukan tindakan penguncian baru. Namun, kenaikan kuat dalam produk olahan mendukung harga minyak mentah mendekati level tertinggi tiga bulan.

Minyak mentah berjangka AS turun 0,16 persen menjadi 121,33 dolar AS per barel dan Brent menetap 0,2 persen lebih rendah pada 122,81 dolar AS.

Emas turun tipis pada Jumat pagi dan menuju penurunan mingguan, karena imbal hasil obligasi pemerintah naik. Emas spot diperdagangkan pada 1.846,49 dolar AS per ounce.

Baca juga: Harga emas merosot, tertekan penguatan dolar jelang data inflasi AS
Baca juga: Harga minyak turun tipis, terimbas penguncian baru China akibat COVID

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022