Dua pebasket Golden State Warriors Draymond Green (kanan) dan Andrew Wiggins (kanan) berebut bola liar dengan pemain Boston Celtics Jaylen Brown dalam Gim 3 Final NBA di TD Garden, Massachusetts, Amerika Serikat, Rabu (8/6/2022). (ANTARA/REUTERS/USA TODAY SPORTS/Winslow Townson)
Perebutan paint area

Kecuali Gim 1 di mana Celtics mengorkestrasi kebangkitan gemilang mereka ditopang enam tripoin dalam rentetan poin 20-2, dua gim terakhir selalu memperlihatkan tim yang menguasai paint area akan keluar sebagai pemenang.

Sebetulnya di Gim 1 Celtics yang meraih kemenangan juga mengungguli perolehan poin paint area Warriors 34-26, tapi sulit rasanya menyebut paint area lebih signifikan berperan dibandingkan akurasi tripoin mereka yang mencapai 51,2 persen, tertinggi di seri sejauh ini.

Gim 2 dan Gim 3 menyajikan pertarungan antara dua tim yang relatif sama baik dalam mengeksekusi tembakan luar busur, tetapi perolehan poin di paint area jelas menjadi pembeda utama.

Dalam Gim 2, Warriors yang mengungguli perolehan paint area 40-24 mampu melenggang mulus meraih kemenangan 107-88 atas Celtics.

Celtics berganti mengendalikan penuh paint area dalam Gim 3 dengan raupan poin superior 52-26 demi menundukkan Warriors 116-100.

Dominasi paint area Celtics juga dilanjutkan dengan bagaimana mereka menguasai aspek rebound yakni 47-31 berbanding Warriors, termasuk keberhasilan mengamankan 40,8 persen situasi offensive rebound yang diterjemahkan lebih jauh lewat konversi poin-poin kesempatan kedua 22 berbanding 11.

Aspek penting lain yang bisa dibaca dari perebutan paint area adalah bagaimana kedua tim melindungi wilayah pertahanan mereka masing-masing dan nyatanya dalam Gim 2 Warriors harus mengakui kegagalan karena membiarkan Celtics membawa bola menembus pertahanan lawan (drive) sebanyak 57 kali, atau 22 kali lebih banyak dibandingkan 35 drive yang Warriors lakukan sendiri.

Baca juga: Draymond Green bilang Warriors gagal ganggu kenyamanan Celtics

Kelemahan Warriors di paint area Gim 2 tentu tidak lepas dari penampilan kurang prima yang diperlihatkan forward gaek Draymond Green.

Green hanya memproduksi dua poin, empat rebound, dan tiga assist selama 35 menit sebelum melakukan pelanggaran keenam atau dikenai foul out sekira empat menit menjelang bubaran kuarter keempat.

Angka-angka itu jelas akan mengundang kritik, tapi rekan-rekan Green masih meyakini pebasket berusia 32 tahun itu akan segera menemukan lagi peran besarnya.

"Ya, jelas ada alasan kenapa Draymond berada di sini. Kami tidak akan menjadi Warriors tanpa Draymond. Dia adalah salah satu pemain terbaik yang pernah berbagi lapangan dengan saya. Kami semua manusia, tidak bisa kebal terhadap satu atau dua malam yang buruk," kata Thompson.

"Saya tahu Draymond akan kembali mengeluarkan permainan khasnya yang sarat kontak fisik, cepat, lantang, dan menjadi 'Money Green' yang dicintai Dub Nation," ujarnya menambahkan.

Green memang perlu segera menemukan kembali performa terbaiknya dan bahu membahu bersama Wiggins dan Looney --jika perlu Kuminga-- untuk memenangi paint area baik saat bertahan maupun menyerang.

Baca juga: Statistik Gim 3 Final NBA, Celtics mendominasi "paint area"

Halaman selanjutnya: Perihal kepiawaian Warriors...

Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2022