Jakarta (ANTARA) - Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menegaskan akan terus mengawal proyek Grand Package hasil kerjasama Konsorsium LG dengan BUMN senilai total Rp142 triliun tersebut, sampai terealisasi.

Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal Kementerian Investasi/BKPM Imam Soejoedi menilai proyek tersebut merupakan wujud konkret dari kebijakan Menteri Investasi untuk hilirisasi sumber daya alam dan peningkatan nilai tambah bagi ekonomi Indonesia.

"Seperti yang disampaikan oleh Menteri Investasi kemarin, bahwa investasi hilirisasi ini akan memberikan nilai tambah sebesar 5,18 miliar dolar AS per tahun. Indonesia akan menjadi pemain utama dunia di industri baterai listrik ini. Dalam 2 sampai 5 tahun ke depan kita akan mengekspor produk akhir yang bernilai tambah tinggi," katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat.

Pada Rabu (8/6), Konsorsium LG dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) telah dilakukan seremoni implementasi rencana pembangunan tahap kedua industri baterai listrik terintegrasi di Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang, Jawa Tengah yang diresmikan langsung oleh Presiden Joko Widodo.

Selain akan membuka lapangan kerja bagi 20.000 Tenaga Kerja Indonesia (TKI), proyek Grand Package itu merupakan proyek skala besar yang dapat mendukung produksi baterai kendaraan listrik sebesar 3,5 juta unit dengan potensi sampai dengan 200 GWh/tahun.

Investasi ini merupakan wujud kerja sama antara Konsorsium LG dan Konsorsium BUMN IBC, yang beranggotakan LG Energy Solution, LG Chem, Huayou, LX International, Posco, Mind ID, Antam, Pertamina Power, PLN.

Direktur Utama Indonesia Battery Corporation (IBC) Toto Nugroho menyampaikan bahwa kemitraan antara BUMN dengan LG ini merupakan langkah strategis dalam mempercepat terwujudnya ekosistem kendaraan listrik dari hulu ke hilir di Indonesia.

"Dimulainya implementasi rencana tahap kedua ini merupakan salah satu wujud nyata dukungan dari pemerintah Indonesia. Selain itu, investasi ini juga akan berdampak positif dalam menumbuhkan titik pertumbuhan perekonomian yang baru di daerah," ujar Toto.

Proyek investasi industri baterai listrik terintegrasi ini dimulai dari pertambangan dan peleburan (smelter) nikel yang berlokasi di Halmahera, Maluku Utara, kemudian industri pemurnian (refinery), industri prekursor dan katoda, serta perluasan industri sel baterai yang akan dibangun di KIT Batang, Jawa Tengah, hingga industri daur ulang baterai listriknya.

Sebelumnya, implementasi tahap pertama proyek industri baterai listrik terintegrasi ini telah terwujud melalui groundbreaking pembangunan pabrik sel baterai kendaraan listrik di Karawang, Jawa Barat pada September 2021 lalu.


 

Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2022