Jadi, memang keberanian itulah yang jarang bagi pimpinan. Saya banyak melihatnya.
Jakarta (ANTARA) -
Guru Besar Ilmu Ekonomi Universitas Trisakti Prof Dr Farida Jasfar ME PhD mengapresiasi disertasi Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Dudung Abdurachman, karena dinilai mengangkat konsep kajian yang langka.
 
"Saya sangat apresiasi. Dari awal, saya menyatakan bahwa ini adalah suatu konsep yang sangat jarang dan mungkin sangat langka orang melakukan penelitian dengan human resource management yang green ini. Apresiasi saya luar biasa, kalau bisa jempol dua, nambah jempol satu lagi," kata Farida yang menjadi anggota dewan penguji dalam Sidang Terbuka Doktoral Program Studi Ilmu Ekonomi Universitas Trisakti, di Universitas Trisakti, Jakarta, Sabtu.
 
Setelah mendengar pemaparan disertasi dari Dudung, Farida berharap mantan Pangdam Jaya ini mampu mengimplementasikan hasil penelitian dan kajiannya yang bertajuk "Pengaruh Strategic Leadership Style dan Green Human Resource Management terhadap Management Performance Kodam Jaya yang Dimediasi oleh Teamwork Management" itu dalam kepemimpinannya.
 
"Semoga saudara bisa mengaplikasikannya dengan tepat, barangkali berdasarkan pengalaman," kata dia.
 
Pada kesempatan yang sama, Farida juga mengapresiasi keberanian Dudung sebagai pemimpin. Menurutnya, keberanian merupakan hal yang jarang dimiliki oleh pemimpin.
 
"Jadi, memang keberanian itulah yang jarang bagi pimpinan. Saya banyak melihatnya," ujar dia.
 
Sebelumnya, saat memaparkan disertasinya, Dudung menyimpulkan bahwa berdasarkan penelitian dan kajian yang dia lakukan, gaya kepemimpinan strategis dan manajemen SDM melalui green human resources management yang diinisiasi oleh teamwork atau kerja kolaboratif suatu kelompok akan mampu meningkatkan peforma suatu organisasi.
 
Dimensi yang paling dominan dalam gaya kepemimpinan itu, kata dia, adalah pada keberanian pengambilan keputusan dan keberadaan pemimpin yang diidamkan, dihormati, diharapkan, diidolakan, dikagumi, dan dicintai oleh anggotanya sehingga mampu memberikan motivasi, keadilan, serta semangat yang luar biasa.
 
Atas penjelasan itu, menurut Farida, Dudung memiliki dimensi keberanian sebagai seorang pemimpin.
 
"Makanya, kalau brave (keberanian) ini betul-betul melekat pada seorang pimpinan yang baik, maka saudara promovendus (Jenderal Dudung) dalam hal ini sesuai dengan apa yang saya tulis dalam buku Sembilan Kunci Keberhasilan untuk seorang pimpinan. Saudara sudah punya," ujar Farida.
 
Pada kesempatan yang sama, keberanian Dudung selama menjadi pemimpin juga diapresiasi oleh anggota dewan penguji, yakni Prof Dr Zainal Effendi Berlian MM PhD..
 
Zainal melabeli Dudung sebagai "braveness man" atau pria pemberani karena ia telah menunjukkan rekam jejak sebagai pemimpin yang berani mengambil keputusan berat untuk mengatasi suatu persoalan.
 
"Pada kesempatan ini, saya akan beri label untuk Pak Dudung ini adalah braveness man, seorang yang luar biasa pemberani. Berani menghadapi risiko apa pun, berani mengambil keputusan," kata dia.
 
Contohnya, kata Zainal, Dudung dengan berani mampu menyelesaikan konflik antaretnis di Musi Rawas, Palembang, Sumatera Selatan, saat menjabat sebagai komandan kodim di wilayah tersebut dan menurunkan baliho FPI di Jakarta, saat Dudung menjabat sebagai Pangdam Jaya.
 
"Saya pikir, konsep yang Pak Dudung buat ini luar biasa. Lalu, puncak keberanian beliau, seperti yang disampaikan Prof Farida, pada saat beliau berani menurunkan baliho yang tidak ada pemimpin sebelumnya berani menurunkan baliho itu," ujar Zainal.
Baca juga: Kasad: Kepemimpinan yang teduh berpengaruh positif pada kerja tim
Baca juga: Jenderal Dudung raih gelar doktor predikat cum laude

Pewarta: Tri Meilani Ameliya
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2022