Kota Bogor (ANTARA) - Kapolresta Bogor Kota Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro mengungkapkan, saat pelaksanaan Operasi Patuh Lodaya 2022 ada tujuh pelanggaran yang akan menjadi sasaran dan paling menjadi perhatian adalah lawan arus.

"Kita tahu kota Bogor itu menjadi destinasi wisata sehingga kalau sudah ada yang melawan arus dalam situasi yang padat tentunya itu yang sangat membahayakan," kata Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro usai apel Operasi Patuh Lodaya 2022 di Mapolresta Bogor Kota, Senin.

Polresta Bogor Kota mulai melaksanakan Operasi Patuh Lodaya selama 14 hari, mulai 13 Juni 2202 sampai 26 Juni 2022 untuk menurunkan tujuh pelanggaran lalu lintas sebagai sasaran, dengan mengerahkan 134 personil Satlantas.

Baca juga: Kakorlantas tekankan Operasi Patuh Jaya demi lindungi masyarakat
 
"Tentunya sasaran utamanya adalah upaya untuk menanamkan kesadaran disiplin berlalu lintas serta menekan tingkat vatalitas," kata Kapolresta Bogor Kota ini.
 
Kombes Pol Susatyo menyebutkan tujuh pelanggaran lalu lintas yang menjadi sasaran penurunan vatalitas atau risiko korban kecelakaan lalu lintas, yakni mengemudi menggunakan ponsel dan pengemudi di bawah umur.
 
Selanjutnya naik motor berboncengan lebih dari satu orang, pelanggaran helm bagi pengendara motor dan sabuk pengaman bagi pengemudi dan penumpang mobil, mengemudi dengan pengaruh alkohol, melawan arus dan melebihi batas kecepatan.

Baca juga: Korlantas pastikan tak ada tilang manual selama Operasi Patuh 2022
 
Menurut data Polresta Bogor Kota, terdapat 128 pelanggaran mengemudi dengan menggunakan ponsel, 432 pengemudi di bawah umur, naik 275 motor berboncengan lebih dari satu orang, 2.679 pelanggaran helm dan sabuk pengaman, nol mengemudi dalam pengaruh alkohol, 3.355 kendaraan melawan arus dan nol kendaraan melebihi kecepatan.
 
Susatyo menyampaikan, selain lawan arus, pelanggaran yang menjadi perhatian adalah kecelakaan mobil yang dikendarai anak di bawah umur.
 
Ia mengimbau orang tua tidak berbangga hati sekedar melihat anaknya sudah bisa mengendarai mobil atau motor sejak dini. Mengendarai bukan hanya membutuhkan keahlian tetapi juga kedewasaan pengendara, agar lebih tepat menentukan kapan harus menyalip dan sebagainya.
 
"Nah sehingga juga ditekankan kepada semuanya dukungan masyarakat untuk bisa disiplin dalam berlalu lintas," ujarnya.
 

Pewarta: Linna Susanti
Editor: Joko Susilo
Copyright © ANTARA 2022