Hong Kong (ANTARA) - Yen jatuh ke level terendah terhadap dolar dalam 24 tahun di perdagangan Asia pada Senin sore, karena kesenjangan antara imbal hasil Jepang dan Amerika Serikat (AS) melebar setelah data inflasi AS yang panas mendorong imbal hasil obligasi pemerintah AS lebih tinggi.

Dolar menguat setinggi 135,22 yen, tertinggi sejak Oktober 1998, setelah naik untuk masing-masing dari tujuh sesi terakhir, karena perbedaan kebijakan antara bank-bank sentral hawkish di luar negeri dan bank sentral Jepang (BoJ) yang dovish menjadi semakin jelas.

Upaya bank sentral menaikkan suku bunga guna mengurangi inflasi akan tetap menjadi fokus minggu ini. Federal Reserve (Fed) dan bank sentral Inggris (BoE) diperkirakan akan menaikkan suku bunga pada pertemuan mereka dan ada kemungkinan bank sentral (SNB) akan melakukan hal yang sama.

Namun demikian, sedikit perubahan diharapkan dari BoJ yang mengatakan pada Senin akan membeli 500 miliar yen (3,70 miliar dolar AS) obligasi pemerintah Jepang pada Selasa (14/6/2022) sebagai bagian dari kebijakannya untuk mempertahankan imbal hasil obligasi 10-tahun dalam 0,25 poin persentase dari targetnya 0,00 persen.

Sebaliknya, imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun menyentuh 3,2 persen pada awal Senin, setelah naik hampir 12 basis poin pada Jumat (10/6/2022).

Imbal hasil obligasi dua tahun AS memperpanjang kenaikan Jumat (10/6/2022) hingga menyentuh 3,194 persen, tertinggi sejak akhir 2007.

Baca juga: Yen capai level terendah baru saat AS-Eropa bersiap naikkan suku bunga

Inflasi AS mengalahkan ekspektasi pada Jumat (10/6/2022) mendorong taruhan bahwa Fed akan menaikkan suku bunga lebih agresif. Pasar memperkirakan indikasi dua pertiga peluang setidaknya 125 basis poin kenaikan di dua pertemuan Fed berikutnya - pada Selasa (14/6/2022) dan Rabu (15/6/2022) minggu ini dan pada Juli - menurut alat FedWatch CME.

Itu menyiratkan setidaknya satu peningkatan 75 basis poin, yang akan menjadi kenaikan satu pertemuan terbesar sejak 1994.

Harga-harga energi yang lebih tinggi juga telah merugikan neraca pembayaran Jepang, membebani yen.

"Untuk yen, apa yang bisa salah bisa salah, dan terus salah," kata Kepala Penelitian Valas Global HSBC, Paul Mackel. Ia menambahkan penting untuk memperhatikan apakah investor Jepang siap untuk mengambil lebih banyak risiko mata uang yang tidak terlindungi dalam portofolio mata uang mereka.

"Hal besar sekarang adalah apakah domestik mulai mengubah apa yang disebut rasio lindung nilai valas mereka, yang dapat menyebabkan permintaan yang lebih persisten untuk valuta asing versus yen Jepang. Jika demikian, itu membuat mata uang tetap berada di jalur pelemahan, atau setidaknya berhenti menguat.”

Baca juga: Dolar capai level tertinggi atas yen, ditopang mbal hasil obligasi AS

Penurunan Senin mengikuti reli yen yang berumur pendek pada Jumat (10/6/2022) malam ketika pemerintah Jepang dan bank sentral mengatakan mereka khawatir dengan penurunan tajam baru-baru ini, sebuah pernyataan bersama yang jarang dilihat sebagai peringatan terkuat hingga saat ini bahwa pihak berwenang dapat melakukan intervensi untuk mendukung mata uang.

Ekspektasi Fed yang lebih hawkish mendorong dolar terhadap lebih dari sekadar yen. Indeks dolar, yang melacak greenback terhadap enam mata uang lainnya, naik 0,3 persen pada 104,58, tertinggi dalam empat minggu.

Euro mendekam di 1,0490 dolar, turun 0,23 persen, dan sterling turun 0,23 persen pada 1,2287 dolar, mengambil sedikit dukungan dari ekspektasi BoE akan menaikkan suku pada Kamis (16/6/2022), yang akan menjadi kenaikan kelima sejak Desember.

Bank sentral Swiss juga akan bertemu pada Kamis (16/6/2022), dan kenaikan 25 basis poin akan terjadi.

Dolar Australia yang ramah risiko kehilangan sebanyak 0,6 persen menjadi 0,6998 dolar AS, level terendah tiga setengah minggu, karena kekhawatiran tentang dampak suku bunga yang lebih tinggi mendorong investor ke aset-aset yang dianggap lebih aman.

Demikian pula bitcoin, yang juga disebut aset berisiko, berada di bawah tekanan dan turun ke level terendah baru 18 bulan di 24.888 dolar AS, ketika perusahaan pemberi pinjaman uang kripto Celsius Network mengatakan akan menghentikan penarikan dan transfer antar akun karena "kondisi pasar yang ekstrem".

Baca juga: Keuntungan Bitcoin 2021 terhapus dalam kehancuran "stablecoin"
 

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022