Setiap hewan kurban yang diperjualbelikan wajib memiliki surat keterangan bebas penyakit mulut dan kuku. Tujuannya, hewan kurban benar-benar sehat dan dagingnya layak dikonsumsi
Banda Aceh (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Aceh Utara melalui Dinas Perkebunan, Peternakan dan Kesehatan Hewan mewajibkan setiap hewan kurban yang diperjualbelikan memiliki surat keterangan bebas penyakit mulut dan kuku (PMK).

Sekretaris Dinas Perkebunan, Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Aceh, Muzakir di Lhokseumawe, Senin, mengatakan surat keterangan tersebut untuk memastikan hewan kurban yang diperjualbelikan sehat dan tidak terindikasi PMK.

"Setiap hewan kurban yang diperjualbelikan wajib memiliki surat keterangan bebas penyakit mulut dan kuku. Tujuannya, hewan kurban benar-benar sehat dan dagingnya layak dikonsumsi," katanya.

Muzakir mengingatkan pedagang hewan kurban memperlihatkan surat keterangan bebas penyakit mulut dan kuku kepada pembeli, sehingga pembeli mengetahui hewan yang dibelinya benar-benar sehat, termasuk bebas penyakit mulut dan kuku.

Kepada masyarakat atau pembeli, kata dia, juga harus meminta surat keterangan tersebut. Surat keterangan itu dikeluarkan instansi berwenang menangani PMK.

"Kami juga meminta masyarakat lebih selektif dalam memilih hewan kurban di tengah wabah penyakit mulut dan kuku. Dengan adanya surat keterangan, maka kesehatan hewan yang akan dikurbankan terjamin," katanya.

Menyangkut wabah, ia mengatakan jumlah hewan ternak terindikasi penyakit mulut dan kuku di Kabupaten Aceh Utara sebanyak 4.859 ekor dari total populasi mencapai 257.707 ekor.

"Sebanyak 815 ekor ternak sudah dinyatakan sembuh. Sedangkan 22 ekor ternak mati akibat terindikasi penyakit mulut dan kuku. Kami terus berupaya menekan penularan dan penyebaran wabah penyakit mulut dan kuku," katanya.

Terkait persediaan hewan ternak menjelang Idul Adha 1443 Hijriah, kata dia, mencukupi. Persediaan hewan ternak untuk kurban mencapai 5.865 ekor, terdiri atas sapi sebanyak 1.471 ekor, domba 1.737 ekor, kambing 2.552 ekor, dan kerbau 105 ekor.

Sedangkan hewan ternak untuk tradisi meugang sebanyak 4.336 ekor, terdiri sapi sebanyak 2.445 ekor, domba 341 ekor, kambing 830 ekor dan kerbau 720 ekor, kata Muzakir.

Ia mengatakan walaupun sejumlah pasar hewan di Kabupaten Aceh Utara ditutup untuk mencegah penularan dan penyakit mulut dan kukur, namun jual beli hewan masih terjadi sesama pedagang dan peternak.

"Wabah penyakit mulut dan kuku tidak mempengaruhi harga sapi. Harga sapi jantan untuk kurban pada kisaran Rp13 juta sampai Rp15 juta per ekor," demikian Muzakir.

Baca juga: Pemkab Aceh Utara minta peternak karantina sapi terindikasi PMK

Baca juga: 85 ekor hewan ternak di Aceh Besar terserang penyakit mulut-kuku

Baca juga: Kementan bergerak cepat kendalikan dampak wabah PMK di Aceh Tamiang

Baca juga: 179 sapi di Aceh Timur diduga terserang PMK

Pewarta: M.Haris Setiady Agus
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2022