Bengaluru (ANTARA) - Saham Inggris turun ke tingkat terendah dalam lebih dari tiga pekan pada Senin, menyusul data yang menunjukkan ekonomi Inggris yang merosot tanpa diduga pada bulan April.

 

Kemerosotan tersebut menambahkan kekhawatiran terkait pertumbuhan yang melambat menjelang pertemuan kebijakan Bank of England pekan ini.

 

Indeks FTSE 100 blue-chip merosot sebesar 0,9 persen dan indeks FTSE 250 menurun sebesar 1,3 persen, menyentuh tingkat terendah sejak 19 Mei lalu.

 

Produk Domestik Bruto (PDB) mengalami kontraksi sebesar 0,3 persen sejak Maret, sementara pada periode tiga bulan hingga April, PDB meningkat sebesar 0,2 persen.

Baca juga: Mantan tentara Inggris tewas saat bertempur membela Ukraina

 

Angka tersebut menunjukkan pelambatan tajam dari angka pertumbuhan sebesar 0,8 persen dalam tiga bulan hingga Maret, menurut data yang tercatat.

 

Para ahli ekonomi yang ikut dalam jajak pendapat gelaran Reuters memperkirakan bahwa secara rata-rata ekonomi Inggris akan tumbuh sebesar 0,1 persen pada April dari Maret dan 0,4 persen dalam periode Februari hingga April.


Baca juga: Pemerintah Inggris bersama mitra gelar program akses digital di KTI

 

Bank of England diperkirakan akan meningkatkan angka bunga sebesar 25 poin dasar menjadi 1,25 persen di tengah upayanya melawan inflasi. Jika Bank of England memilih untuk lebih meningkatkan angka tersebut, maka akan memicu ketakutan terkait resesi.

 

Saham pemain besar di bidang minyak, BP Plc dan Shell Plc merosot masing-masing sebesar 2 persen dan 2,4 persen, sementara penambang industrial kehilangan 1,5 persen, saat harga-harga komoditas menurun terkait kekhawatiran akan permintaan akibat peningkatan dalam kasus COVID-19 di China dan pertumbuhan ekonomi global yang lamban.

 

Sumber: Reuters

Baca juga: Komisioner HAM PBB tidak akan calonkan diri untuk periode kedua

Baca juga: Menhan AS ingin kembangkan jalur komunikasi dengan China


Penerjemah: Aria Cindyara
Editor: Fardah Assegaf
Copyright © ANTARA 2022