rata-rata lima kali lebih murah
Jakarta (ANTARA) - Waktu tunggu pasien yang lebih singkat dan biaya yang lebih murah menjadi dua keunggulan menggunakan platform telemedisin dibanding jika berobat secara konvensional, demikian kata Danu Wicaksana, Managing Director platform telemedisin PT Good Doctor Technology Indonesia.

"Berobat di rumah sakit offline membutuhkan waktu 4–5 jam dengan risiko tinggi terpapar COVID-19, menguras energi, dan membutuhkan usaha tinggi, sedangkan dengan layanan Good Doctor hanya membutuhkan waktu 40–45 menit karena konsultasi 24/7 di mana pun dan kapan pun," kata Danu dalam keterangannya pada Selasa.

Baca juga: Survei : Pengguna telemedik bertambah 44,1 persen 6 bulan terakhir

Baca juga: Kemenkes buka aduan kendala isoman via 081110500567


Danu melanjutkan, selain itu ada potensi ketidaknyamanan akibat kemacetan saat perjalanan ke rumah sakit, bepergian tengah malam ke rumah sakit, atau menggunakan transportasi umum untuk ke rumah sakit.

"Konsultasi secara daring mampu melindungi dokter dan pasien dari terpapar virus corona atau virus dan penyakit menular lainnya, pengiriman obat secara instan (pasien hanya menunggu di rumah), transaksi dilakukan secara nontunai, dan rata-rata lima kali lebih murah sehingga menghemat limit rawat jalan."

Kini, platform telemedisin juga banyak diminati oleh perusahaan-perusahaan di Tanah Air sebagai salah satu bagian dari paket tunjangan kesehatan untuk karyawan karena dinilai praktis dan efisien, demikian doereninsurance.com.

Karyawan tidak perlu mengambil cuti dari pekerjaan untuk mengunjungi dokter mereka, tetapi tetap mendapatkan perawatan yang mereka butuhkan. Layanan telemedisin juga mengurangi biaya perawatan kesehatan preventif untuk Anda dan karyawan.

Biaya perawatan kesehatan umum terus meningkat, menyebabkan banyak orang melewatkan janji perawatan rutin mereka dalam upaya untuk menghemat uang. Tanpa perawatan preventif, karyawan lebih rentan terhadap kondisi kronis yang memerlukan perawatan bedah dan/atau khusus yang lebih canggih dan mahal.

Studi kasus yang dilakukan oleh PT Good Doctor Technology Indonesia sepanjang tahun 2020–2021 menunjukkan ada delapan gejala paling umum yang dialami oleh karyawan yang melakukan sesi telemedisin di antaranya adalah nasofaringitis akut, faringitis akut, dan laringofaringitis akut.

"Tanpa layanan Good Doctor, mereka akan mengunjungi dokter secara offline dan menghabiskan manfaat rawat jalan mereka. Jika mereka berkunjung ke rumah sakit offline akan mengeluarkan biaya untuk dokter dan obat-obatan sekitar Rp404.805, sedangkan jika mereka menggunakan jasa Good Doctor hanya mengeluarkan biaya Rp109.936," kata dia.

Diasumsikan manfaat rawat jalan mereka sekitar Rp2,5 juta per tahun maka mereka hanya bisa berobat ke rumah sakit offline sebanyak 6 kali dalam setahun, sedangkan dengan menggunakan layanan Good Doctor, mereka dapat melakukannya sebanyak 23 kali dalam setahun," kata dia.

Baca juga: Xiamen di China akan bangun platform telemedisin 5G penyakit mata

Baca juga: Telemedisin jangkau layanan JKN hingga pelosok

Baca juga: Kolaborasi Maucash dan Alodokter beri kemudahan cek kesehatan

Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2022