Jakarta (ANTARA) -
Dokter Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan, Dewi Lesthiowati mengemukakan bahwa donor darah dapat mencegah risiko penyakit jantung dan stroke.

"Dari sejumlah penelitian disebutkan banyak manfaat yang diperoleh bagi pendonor, salah satunya mengurangi risiko mencegah penyakit jantung dan stroke, serta mencegah penumpukan besi di dalam tubuh," ujar Dewi dalam bincang-bincang "Donorkan Darahmu Untuk Selamatkan Hidup Mereka" yang diikuti di Jakarta, Selasa.

Baca juga: RSUP: Peran donor darah penting untuk sistem kesehatan nasional

Ia mengatakan manfaat lainnya adalah pendonor dapat mengetahui kondisi kesehatannya."Waktu seseorang mendonorkan darahnya otomatis dia diperiksa, dapat pemeriksaan kesehatan secara gratis oleh dokter," tuturnya.

Selain itu, katanya, pendonor juga dapat mengetahui kemungkinan adanya penyakit infeksi menular setelah adanya pemeriksaan laboratorium, seperti pemeriksaan Hepatitis B atau C, HIV/AIDS maupun sipilis. Jadi, otomatis pendonor akan mengetahui kondisinya.

Ia menambahkan dengan melakukan donor darah, dapat membuat aliran darah lebih lancar. "Selain itu, bisa membantu menyelamatkan nyawa pasien yang membutuhkan darah, donor darah juga merupakan bagian dari ibadah dan pengamalan Pancasila," katanya.

Menurut dia, melakukan donor darah secara rutin juga akan mendapatkan piagam penghargaan. Bagi penerima donor darah, bermanfaat untuk pengobatan penyakitnya. Misalnya, menggantikan darah yang hilang karena pendarahan atau menggantikan plasma yang kurang atau hilang.

Baca juga: Tugure gelar "Donor Darah bersama Tugure”

Baca juga: Teten pastikan bakal adakan donor darah tiap tiga bulan sekali

"Darah merupakan salah satu komponen terpenting dalam tubuh manusia, sehingga kalau kita kekurangan harus mentransfusinya. Jadi, darah ini merupakan pengobatan bagi pasien yang membutuhkan," tuturnya.

Ia mengatakan transfusi darah seringkali diperlukan untuk mengatasi berbagai penyakit, seperti perdarahan, anemia, thalasemia, luka bakar, kanker hingga gagal hati dan gagal ginjal. "Saat pandemi, banyak yang membutuhkan darah. Jadi, darah ini juga merupakan suatu pengobatan dalam bentuk cairan," katanya.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2022