varian BA.4 sudah diidentifikasi di 61 negara
Jakarta (ANTARA) - Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI Mohammad Syahril melaporkan sebanyak 12 kasus subvarian Omicron BA.5 berasal dari Provinsi Jawa Barat.

"Sampai hari ini, ada 20 subvarian Omicron yang terdiri atas dua kasus BA.4 dan 18 kasus BA.5," kata Mohammad Syahril yang dikonfirmasi di Jakarta, Selasa sore.

Ia mengatakan sebanyak 12 kasus BA.5 berasal dari hasil penelusuran kasus di Provinsi Jawa Barat. Sedangkan kasus BA.5 lainnya dilaporkan dari Provinsi DKI Jakarta dan Bali masing-masing sebanyak tiga kasus.

Sementara subvarian Omicron BA.4 dilaporkan dari DKI Jakarta dan Bali masing-masing dua kasus.

Baca juga: Kemenkes: Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 di Indonesia jadi 20 kasus
Baca juga: Kapuskes TNI sebut Omicron subvarian BA.4 dan BA.5 tidak berbahaya

Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito saat menyampaikan keterangan pers virtual terkait perkembangan pengendalian pandemi nasional yang diikuti dari YouTube BNPB hari ini mengatakan penting bagi masyarakat untuk mewaspadai ancaman dua mutasi virus yang sudah masuk Indonesia per 6 Juni 2022 itu.

"Secara epidemiologi, varian BA.4 sudah diidentifikasi di 61 negara melalui 7.524 sikuens yang telah dilaporkan melalui Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID)," katanya.

Sekuens BA.4 paling banyak teridentifikasi di Afrika Selatan, Amerika Serikat, Inggris, Denmark dan Israel. Sedangkan untuk varian BA.5 sudah diidentifikasi di 65 negara melalui 10.442 sikuens yang telah dilaporkan melalui GSAID.

"Sekuens paling banyak teridentifikasi di Amerika Serikat, Portugal, Jerman, Inggris dan Afrika Selatan," katanya.

Wiku mengatakan transmisibilitas atau kemampuan transmisi dari varian tersebut memiliki kemungkinan menyebar lebih cepat dengan tidak ada indikasi menyebabkan kesakitan lebih parah dibanding varian Omicron lainnya.

Baca juga: Kebijakan pada PPLN cukup untuk cegah varian baru COVID-19

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2022