Simpulan itu masih bersifat sementara dan membutuhkan studi lanjuta
Jakarta (ANTARA) - Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito mengemukakan para pakar kesehatan bersepakat bahwa vaksin COVID-19 yang beredar saat ini masih efektif meningkatkan perlindungan tubuh manusia dari varian baru COVID-19 yang muncul.

"Menurut studi awal di Eropa, varian baru ini mengalami perubahan karakteristik yang lebih cepat menular dan menghindari kekebalan tubuh dari varian sebelumnya. Perlu diingat, simpulan itu masih bersifat sementara dan membutuhkan studi lanjutan," kata Wiku Adisasmito dalam konferensi pers virtual Perkembangan Penanganan Kasus COVID-19 Nasional yang diikuti dari YouTube BNPB di Jakarta, Selasa sore.

Berdasarkan hasil studi Centers for Disease Control (CDC) Amerika Serikat, kata Wiku, peluang penularan varian baru COVID-19 seperti subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 dapat menurun pada seseorang yang telah divaksin.

"Walau begitu, tidak ditemukan adanya indikasi bahwa varian ini menyebabkan gejala yang lebih parah," katanya.

variBaca juga: Kebijakan pada PPLN cukup untuk cegah varian baru COVID-19

Baca juga: Masyarakat diminta disiplin prokes seiring munculnya subvarian baru


Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI pada Selasa siang, terdapat 20 subvarian Omicron yang terdiri atas dua kasus BA.4 dan 18 kasus BA.5 di Indonesia.

Kasus BA.5 terbanyak dilaporkan dari Provinsi Jawa Barat mencapai 12 pasien yang terinfeksi. Sedangkan tiga kasus BA.5 dilaporkan dari Provinsi DKI Jakarta dan Bali masing-masing sebanyak tiga kasus.

Sebaran subvarian Omicron BA.4 dilaporkan dari DKI Jakarta dan Bali masing-masing dua kasus.

"Kita tentunya berharap tidak terjadi kenaikan kasus yang signifikan walaupun ditemukannya varian baru," katanya.

Pada prinsipnya, kata Wiku, seluruh kasus yang terjaring akan melalui prosedur isolasi sampai dinyatakan negatif atau sembuh. Selain itu, pemerintah terus meningkatkan upaya pelacakan kasus melalui metode genom sekuensing serta melakukan studi epidemiologi sebaran varian.

Upaya antisipasi lonjakan kasus juga dilakukan pemerintah dengan memastikan efektivitas alat testing, khususnya di pintu-pintu masuk negara. "Hal ini diharapkan dapat mendeteksi dan menangani kasus varian baru dengan lebih baik," katanya.

Baca juga: WHO: Vaksin masih beri perlindungan dari varian baru COVID-19

Baca juga: Menkes: Transisi endemi karena imunitas lebih adaptif pada varian baru
 

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022