Batam (ANTARA) - Ketua Petugas Penyelenggaraan Ibadah haji (PPIH) Embarkasi Hang Nadim Batam Mahbub mengatakan seorang calon haji kloter pertama Tanjungpinang gagal berangkat karena sedang hamil.

"Calon haji yang gagal berangkat pada tahun ini akan dimasukkan dalam daftar prioritas pada tahun berikutnya sambil menunggu kebijakan dari Pemerintah Arab Saudi," kata Mahbub usai acara pelepasan JCH kloter satu di Asrama Haji Batam, Rabu (15/6).

Baca juga: PPIH Embarkasi Batam siapkan 4 ruang untuk isolasi COVID-19

Menurut Mahbub, ibadah haji cukup besar risikonya, terutama ketika di Arafah Musdalifah dan Mina, semua di alam terbuka. Mungkin pertimbangan fisik, pihak kesehatan tidak mengizinkan dan otoritas Saudi juga tidak mengizinkan, karena dikhawatirkan terjadi sesuatu, seperti keguguran," ujar Mahbub.

Terkait masa tunggu keberangkatan ibadah haji di Kepri, Mahbub menyebutkan antara 10 hingga 12 tahun, namun dapat berubah berdasarkan kondisi kabupaten/kota masing-masing.

"Antrean masa tunggu di Kepri di atas 10 tahun dan akan berubah berdasarkan kota dan provinsi," kata Mahbub.

Sementara itu, gubernur Kepri Ansar Ahmad meminta doa kepada JCH daerah itu untuk kesejahteraan bangsa Indonesia, khususnya Provinsi Kepri agar setiap kepala daerah di masing-masing kabupaten/kota dapat diberikan petunjuk dan amanah dalam menjalankan tugasnya.

"Untuk Kepri, kita minta doa agar pemimpinnya di berikan petunjuk yang baik supaya bisa menjaga amanah dan menjalankan tugas dengan baik," kata  Ansar Ahmad.

Baca juga: Wali kota minta JCH mendoakan kelancaran pembangunan Kota Batam

Baca juga: Jamaah Calon Haji Embarkasi Batam gunakan maskapai Saudi Airlines


Secara pribadi Ansar memberikan uang saku kepada setiap JCH Kepri sebesar Rp100 ribu. "Tadi secara pribadi saya menitipkan Rp100 ribu untuk jamaah. Mudah-mudahan bisa digunakan sekedar minum teh atau kopi selama di perjalanan," ujar Ansar.

JCH Kepri yang diberangkatkan hari ini juga mendapatkan bekal berupa makanan ringan produk UMKM Kepri.

Pewarta: Jessica Allifia Jaya Hidayat
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2022