PGN berupaya mempercepat pembangunan jaringan gas dan melakukan sosialisasi pemanfaatan gas bumi kepada masyarakat di wilayah tersebut
Jakarta (ANTARA) - Subholding Gas PT Pertamina (Persero), PT PGN Tbk memperluas pemakaian bahan bakar gas bumi untuk sektor rumah tangga dan usaha komersial di Provinsi Jawa Tengah bagian selatan dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Direktur Sales dan Operasi PGN Faris Aziz dalam keterangannya di Jakarta, Rabu mengatakan perluasan tersebut mencakup wilayah Yogyakarta, Sleman, Bantul, Kulon Progo, Klaten, Gunung Kidul, Kebumen, Cilacap, Karang Anyar, Sukoharjo, Purworejo, dan Magelang.

"PGN berupaya mempercepat pembangunan jaringan gas dan melakukan sosialisasi pemanfaatan gas bumi kepada masyarakat di wilayah tersebut," katanya.

Faris menjelaskan pemanfaatan gas bumi memiliki banyak keunggulan di antaranya lebih praktis, karena gas disalurkan menggunakan pipa sehingga lebih hemat tempat dan praktis digunakan.

Apabila pelanggan berlokasi jauh dari jalur pipa distribusi gas, maka PGN melayani dengan moda nonpipa yaitu model compressed natural gas (CNG) atau liquefied natural gas (LNG).

Keunggulan lainnya, pasokan gas bumi selalu tersedia dengan kualitas terjamin, sehingga pelanggan tidak perlu khawatir kehabisan gas karena tersedia 24 jam dan 7 hari.

Pembayaran pemakaiannya pun praktis secara online seperti melalui Tokopedia, Gopay, Shopee dan LinkAja, serta informasi pemakaian gas dapat dilihat melalui aplikasi PGN Mobile.

"Selama pemakaian, pengukurannya tercatat akurat pada sistem secara otomatis dan gas yang dipakai itulah yang dibayarkan. Jadi, pembayaran gas cukup satu kali sebulan direntang tanggal 6 sampai 20, sesuai pemakaian yang tercatat pada sistem," ujarnya.

Selanjutnya, dari segi harga, Faris menjelaskan dengan gas bumi PGN, pelanggan bisa menghemat 20-25 persen dibandingkan gas tabung atau elpiji.

"Peralatan yang dipakai pada jaringan gas juga terjamin aman dan lengkap, karena sesuai standar dan dipasang oleh teknisi bersertifikat. Selain itu, kami melakukan pemeliharaan jaringan secara rutin demi kenyamanan pengguna," ujarnya.

Tidak hanya dipakai rumah tangga, gas juga dapat dipakai pelaku usaha atau komersial seperti peralatan boiler, oven, stove, rice cooker, water heater, dan laundry.

"PGN memiliki produk Gaslink sebagai salah satu moda penyaluran gas bumi nonpipa dalam bentuk CNG untuk sektor komersial seperti rumah makan, industri, hotel, pusat pembelanjaan, rumah sakit, dan perkantoran," sebut Faris.

Sebagai bahan bakar fosil, kandungan terbesar gas bumi adalah metana (CH4) sebesar 92 persen. Gas Bumi adalah salah satu bahan bakar teraman, terbersih, dan ramah lingkungan, karena menghasilkan lebih sedikit polusi daripada fosil lain seperti minyak bumi dan batu bara.

Menurut dia, gas rumah tangga juga memiliki keunggulan lebih aman karena memiliki tekanan di bawah 100 milibar atau masuk kategori bertekanan rendah.

Apabila terjadi kebocoran, lanjutnya, tidak perlu panik dengan langkah pertama adalah menutup keran gas dan membuka jendela atau ventilasi, supaya gas segera mengurai di udara.

"Kami siap melayani calon peminat di Jawa bagian selatan. Untuk informasi berlangganan, masyarakat bisa menghubungi Call Center Pertamina di nomor 135. Baik layanan atau gangguan terintegrasi di 135. Petugas kami akan segera menuju lokasi untuk melayani masyarakat," ujar Faris.

PGN menargetkan pembangunan jaringan gas (jargas) sebanyak empat juta sambungan rumah (SR) pada 2024. Program strategis nasional ini juga bagian dari Nawa Cita Presiden untuk mewujudkan kedaulatan energi.

Dengan satu juta SR per tahun, maka jargas dapat mengurangi impor elpiji 144 juta kg per tahun, penghematan belanja rumah tangga, mengurangi polusi, mendukung pertumbuhan, dan menciptakan lapangan kerja saat proyek maupun operasional dengan menyerap 83 ribu tenaga kerja.


Baca juga: Subholding Gas Pertamina kebut 10 proyek gasifikasi pembangkit listrik
Baca juga: Subholding Gas Pertamina: Gaslink dukung daya saing kerajinan rotan RI
Baca juga: BPH Migas dan PGN uji petik jargas di Jawa Tengah dan Jawa Timur

Pewarta: Kelik Dewanto
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2022