Jakarta (ANTARA) - PT Elnusa Tbk (ELSA) memproyeksikan pendapatan dari jasa hulu minyak dan gas bumi hingga akhir 2022 sebesar Rp3,15 triliun.

Kontribusi terbesar pendapatan jasa hulu minyak berasal dari oilfield services sebesar Rp1,9 triliun, sisanya dari geoscience & reservoir services senilai Rp800 miliar, dan EPC-OM services sebesar Rp350 miliar.

“EPC (engineering procurement and contract) dan OM kita lakukan selektif proyek untuk memastikan pekerjaan yang kita lakukan bisa menghasilkan profit optimal,” ujar Vice President Strategic Planning and Corporate Management PT Elnusa Tbk, Aditya Dewobroto di Jakarta, Rabu.

Dewo mengatakan pada sektor jasa hulu migas, Elnusa tengah mengerjakan Survei Seismik 2D Vibroseis Jawa sepanjang 1.000 Km dan masih berlangsung hingga September nanti. Elnusa juga mengerjakan Survei Seismik 3D di Sumatera.

“Kami juga melakukan Seismic 2D OBN Akuisisi, Processing & Reprocessing Data Area Selatan,” ujarnya.

Pada Jasa EPC-OM, lanjut Dewo, Elnusa mengerjakan penyisipan pipa bawah laut untuk main oil line XAP, maintenance mechanical, electrical & instrument di BP Tangguh LNG Plant, operation & maintenance penyaluran minyak jalur Talang Akar Pendopo dan South Palembang, operation & maintenance serta penanggulangan keadaan darurat, Pertamina Gas Operation Rokan.

“Pada jasa oilfield, kami tetap stabil mengerjakan pekerjaan workover termasuk di dalamnya workover drilling menggunakan Hydraulic Workover Drilling di Blok Mahakam, mendukung pekerjaan drilling pada sumur eksplorasi di area Sangasanga menggunakan Rig-EMR01 dan semakin optimum mengerjakan pekerjaan drilling fluid services,” ujarnya.

Pada jasa distribusi & logistik energi untuk layanan transportasi, Elnusa mengelola 75 Terminal BBM, 1.767 mobil tangki kelola, 11 Stasiun Pengisian Bahan Bakar/ Agen Premium Minyak Solar (APMS) dan mengelola transportasi BBM ke 2.185 Pertashop di berbagai wilayah.

Sementara untuk Depo Service mengelola 28 VHS, 19 Franco, 7 DPPU Aviasi dan 2 KSO untuk Adaro dan KSO TBBM Tanjung Pandan, mengelola Mini Depot LPG Amurang, 6 LTSA Automatic Tank Gauge (ATG) di berbagai wilayah, Inline Blending Adaro dan mengelola 1 SPBU, 2 SPPBE dan 1 SPPBE.

Sementara jasa penunjang migas seperti Fabrication & Maintenance Services, Elnusa mengerjakan fabrikasi alat (Hydraulic Rig-14 dengan 100 persen desain mandiri, Pertashop & mobil tangki) serta layanan maintenance yang terintegrasi. Untuk layanan Marine Support Services, perusahaan juga mengoperasikan 20 unit marine services, mengerjakan jasa dredging di Blok Mahakam serta sukses menyediakan Swamp Work Barge untuk pekerjaan HWU Drilling.

Sementara itu, Corporate Secretary Elnusa Asmal Salam menambahkan berbagai tantangan perubahan zaman dan krisis yang menghadang memaksa perseroan untuk terus maju melakukan perubahan yang lebih baik lagi.

“Seiring dengan laju pertumbuhan bisnis perusahaan yang dinamis dan penuh tantangan, Elnusa saat ini tetap fokus dengan mengedepankan prinsip Total Solution. Penerapan prinsip ini tentunya bertujuan untuk memperkuat positioning Elnusa yang selalu berkembang secara adaptif,” ujarnya.

Menurut Asmal, kenaikan harga minyak dunia serta seiring dengan membaiknya perekonomian Indonesia, pihaknya optimistis akan mendorong aktivitas di hulu migas sehingga bisa berimbas positif bagi produktivitas Elnusa ke depan. Perseroan secara konsisten terus menjaga kinerjanya melalui optimalisasi strategi diversifikasi portofolio yang dimiliki.

“Melalui keberagaman diversifikasi portofolio tersebut, kami berkomitmen untuk mendukung transisi energi fosil ke energi terbarukan (EBT), mendukung pengembangan energi baru terbarukan melalui transformasi digital, terus berinovasi dalam menciptakan bisnis yang berkelanjutan, dan menyeimbangkan portofolio untuk saling menopang satu sama lain dari dinamika bisnis untuk mencapai tingkat pertumbuhan yang lebih tinggi ke depannya,” ujar dia.

Baca juga: Elnusa bidik laba bersih Rp200 miliar di 2022
Baca juga: Pertamina Hulu Energi resmi kuasai 51 persen saham Elnusa
Baca juga: Elnusa catatkan realisasi kontrak kerja Rp6,5 triliun

 

Pewarta: Faisal Yunianto
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2022