Denpasar (ANTARA News) - Artis Marcella Zalianty yang ditunjuk menjadi duta Festival Film Dokumenter Bali (FFDB) 2012 mendukung harapan Bali menjadi pusat film dokumenter di Indonesia.

"Saya mendukung upaya-upaya untuk membangkitkan film dokumenter di semua daerah. Dengan begitu, kekayaan budaya dan alam kita dapat terangkat melalui karya dokumenter," kata Marcella di Denpasar, Senin.

Menurutnya, jika Bali ingin menjadikan dirinya sebagai tempat bertemunya film-film dokumenter dari seluruh Indonesia, maka hal itu merupakan cita-cita yang baik. "Itu sangat mungkin terwujud. Jadi kenapa tidak," imbuhnya.

Peraih pemeran perempuan terbaik FFI tahun 2005 itu juga mengaku bangga bisa terpilih menjadi duta FFDB 2012, meski festival berskala nasional tersebut digelar di daerah.

"Saya bersedia menjadi duta karena ingin membantu mengembangkan industri perfilman di daerah. Jadi tidak semua harus di Jakarta. Justru di daerah banyak talenta yang hebat. Hal itu yang ingin saya support. Dengan cara itu, saya sekaligus bisa menebalkan semangat ke-Indonesiaan pada diri ini," ujar Marcella.

Selain itu, katanta, menjadi Duta FFDB dinilai dapat memberi semangat kepada para seniman atau pembuat film di daerah khususnya dokumenter agar selalu optimis mengahadapi setiap keadaan.

"Oleh stasiun televisi di Indonesia saat ini, film dokumenter itu dianggap kelas dua, padahal pembuatannya memerlukan waktu, energi dan pikiran, yang jika dihargakan tidak sedikit nilainya. Tapi itu bukan alasan untuk surut. Mari bangun industri film dokumenter," katanya.

Artis yang pernah menggarap film dokumenternya berjudul "Cerita dari Tapal Batas" itu juga mengatakan, perekembangan film dokumenter dalam negeri saat ini sudah cukup tinggi, baik secara kualitas, kuantitas karya maupun animo sineasnya.

"Semangat membuat film dokumenter itu cukup tinggi, namun ruang pemutarannya masih kurang. Masih sangat sedikit stasiun televisi yang memberi ruang layak bagi film dokumenter. Ini dapat berpengaruh pada kuantitas dan kualitasnya," katanya.

Wanita kelahiran 1980 yang menyimpan obsesi untuk membuat film dokumenter di seluruh perbatasan di Indonesia itu akan berusaha mewujudkan harapan panitia FFDB 2012 dengan mensosialisasikan ke berbagai pihak agar FFDB dikenal luas.

"Mudah-mudahan dengan cara itu semangat festival ini dapat bergaung lebih luas," imbuhnya.

(T.KR-PWD/T007)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2012