Silakan datang ke kantor kami, kami akan tunjukkan di mana pasarnya, siapa calon mitra yang bisa ditemui
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perdagangan (Kemendag) mendorong pengusaha farmasi dan alat kesehatan (alkes) membuka diri guna menggapai pasar ekspor yang potensinya masih besar untuk dimanfaatkan.

"Kita masih punya untapped market (pasar yang belum dimanfaatkan). Selama ini, kita hanya jadi pasar. Kita tentu ingin merambah ke luar, untuk produk kesehatan," kata Direktur Pengembangan Pasar dan Informasi Ekspor Ditjen Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag Marolop Nainggolan dalam konferensi regional ACHEMA 2022 di Jakarta, Kamis.

Marolop pun mendorong para pengusaha untuk bisa ikut dan meramaikan sejumlah pameran dagang dan industri yang banyak digelar. Tujuannya yaitu membuka pasar dan memperkenalkan produk mereka kepada dunia.

"Kami sarankan pengusaha-pengusaha yang sudah kuat di dalam negeri, mari ekspor. Silakan datang ke kantor kami, kami akan tunjukkan di mana pasarnya, siapa calon mitra yang bisa ditemui. Jadi, kalau sudah mapan di dalam negeri, keluarlah. Jangan di dalam negeri terus, cari margin yang lebih tinggi," katanya.

Marolop menuturkan potensi ekspor produk alat kesehatan Indonesia masih sangat besar, totalnya pada 2021 bahkan mencapai 1,3 miliar dolar AS.

"Ada tiga produk yang utama yang berkontribusi hingga 66,4 persen dari total ekspor alat kesehatan dari Indonesia, yaitu sarung tangan, instrumen dan peralatan medis, bedah atau gigi, serta sarung tangan bedah," katanya.

Sementara itu, sejumlah negara yang punya potensi jadi pasar ekspor komponen farmasi dari Indonesia di antaranya Amerika Serikat, China, Jepang, Arab Saudi dan Jerman.

Kendati punya potensi ekspor yang besar, Marolop mengakui impor bahan baku di sektor farmasi dan kesehatan memang masih tinggi.

"Potensi kita sebenarnya cukup besar, masalahnya kita tidak punya banyak produk untuk diekspor di sektor kesehatan. Jujur, kita bisa sebut 90 sekian persen kita impor untuk raw material peralatan kesehatan," katanya.

Marolop mengatakan industri dalam negeri sudah cukup berkembang, sayangnya yang banyak diproduksi di dalam negeri baru alat-alat kesehatan yang sederhana seperti tempat tidur atau sarung tangan.

Di sisi lain, ekspor juga masih sangat tinggi karena di era pandemi COVID-19, seluruh vaksin didatangkan dari luar negeri.

"Mudah-mudahan saja vaksin Merah Putih bisa dihasilkan, bahkan diekspor," ujar Marolop.

Baca juga: DECHEMA undang Indonesia hadiri pameran industri farmasi ACHEMA 2022
Baca juga: Kemendag beri insentif ekspor bagi produsen penuhi penyaluran MGCR
Baca juga: Kemendag manfaatkan e-commerce dorong pelaku UMKM ekspor


Pewarta: Ade Irma Junida
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2022