Hal ini sejalan dengan arahan Bapak Presiden dan Wakil Presiden, yaitu untuk meningkatkan produktivitas agar bangsa Indonesia dapat maju dan berkembang seperti negara-negara Asia lainnya
Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan standardisasi dan akreditasi diperlukan untuk menjaga kualitas produksi Indonesia agar semakin berdaya saing di pasar global.

"Akreditasi dapat meningkatkan daya saing produk barang dan jasa di pasar internasional. Hal ini sejalan dengan arahan Bapak Presiden dan Wakil Presiden, yaitu untuk meningkatkan produktivitas agar bangsa Indonesia dapat maju dan berkembang seperti negara-negara Asia lainnya," ujar Airlangga dalam pertemuan Badan Standardisasi Nasional (BSN) dan Komite Akreditasi Nasional (KAN) sebagaimana dikutip dari keterangan resmi di Jakarta, Kamis.

Standardisasi dan akreditasi juga berperan untuk mendukung target-target pemerintah dalam mengintegrasikan strategi, perencanaan, dan kebijakan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan keberlanjutan lingkungan sebagaimana ditetapkan Sustainable Development Goals (SDGs).

Sejalan dengan itu, dalam upaya pemulihan ekonomi nasional, Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk tidak hanya mengembalikan kondisi ekonomi sebagaimana sebelum krisis, tapi juga ke kondisi yang lebih baik, salah satunya dengan menerapkan ekonomi sirkular.

"Ekonomi sirkular bukan hanya mengenai pengelolaan limbah tetapi juga bagaimana melakukan desain bahan baku, desain produk, serta proses produksi sehingga bahan baku dan produk yang dihasilkan dapat didaur ulang dan memiliki siklus penggunaan yang lebih panjang," ucap Airlangga.

Di Indonesia, konsep ekonomi sirkular sudah menjadi bagian dari kebijakan pemerintah, yang antara lain diterapkan dalam konsep pembangunan rendah karbon sebagaimana tercantum dalam RPJMN 2020-2024 serta Peta Jalan Pencapaian NDC Indonesia 2030.

Airlangga memandang ekonomi sirkular seharusnya tidak hanya diimplementasikan dalam kebijakan pemerintah, tetapi juga diterapkan oleh seluruh pihak termasuk dunia usaha karena negara-negara tujuan ekspor sudah mulai menerapkan berbagai persyaratan terkait dengan keberlanjutan.

"Dalam beberapa kajian dan skenario penerapan prinsip ekonomi sirkular, jika kita memulai dari sekarang di lima sektor prioritas, maka pada tahun 2030 ekonomi sirkular ini dapat meningkatkan PDB hingga Rp638 triliun di tahun 2030, menciptakan lapangan pekerjaan baru, mengurangi emisi CO2 hingga 126 juta ton, dan menghemat penggunaan air hingga 6,3 miliar meter kubik," pungkas Airlangga.

Baca juga: Airlangga : kemudahan akses dibutuhkan untuk pemulihan ekonomi global
Baca juga: Airlangga nilai surplus neraca dagang jadi modal dan amunisi ampuh
Baca juga: Airlangga: Kartu Prakerja kisah sukses transformasi pelayanan publik


Pewarta: Sanya Dinda Susanti
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2022