saya mengundang semua pemimpin industri dan komunitas bisnis Jerman untuk mengambil bagian dalam membangun kemitraan jangka panjang dengan Indonesia
Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto meyakinkan Delegasi Bisnis Jerman yang datang ke Indonesia akan meraih keuntungan dengan menanamkan investasinya di Indonesia, yang berlokasi di jantung pasar berkembang Asia Tenggara.

"Dengan semua kredensial ekonomi yang ada, saya mengundang semua pemimpin industri dan komunitas bisnis Jerman untuk mengambil bagian dalam membangun kemitraan jangka panjang dengan Indonesia. Yakinlah bahwa investasi Anda di Indonesia ditempatkan dengan baik," kata Menko Airlangga saat menghadiri Pertemuan Delegasi Bisnis Indonesia-Jerman di Gedung PIDI 4.0 Jakarta, Kamis.

Airlangga memaparkan saat menghadiri Hannover Messe di Jerman beberapa waktu lalu, ia menyaksikan bahwa bisnis mulai kembali menggeliat dan optimis yang ditandai dengan interaksi bisnis yang tinggi pasca-pandemi COVID-19. Hal tersebut sekaligus mencerminkan kondisi ekonomi global pasca pandemi dengan ekonomi perlahan bangkit dari keterpurukan.

Terlepas dari tantangan tersebut, Airlangga mengaku senang karena Indonesia dan Jerman masih berhasil mencapai total perdagangan 6,0 miliar dolar AS tahun lalu.

"Dari sisi investasi, Indonesia telah menjadi tujuan penting bagi investasi Jerman yang berjumlah lebih dari 1 miliar dolar AS pada periode 2015-2021. Namun, angka-angka itu tidak mencerminkan potensi sebenarnya. Kita perlu berbuat lebih banyak. Indonesia memiliki banyak hal untuk ditawarkan dan ada banyak area untuk dijelajahi," ujar Airlangga.

Selain itu, lanjutnya, dengan Jerman sebagai mitra pembangunan Indonesia di ASEAN, juga akan memperkuat integrasi regional.

Airlangga menyebut bahwa Indonesia belajar mengenai pendekatan baru yang memikat investasi Jerman di kawasan Indo-Pasifik. Airlangga percaya bahwa hal itu dapat membawa momentum lebih lanjut dalam memperkuat kemitraan dan kerja sama ekonomi kedua negara di kawasan.

"Seperti yang kami pahami, kawasan ini saja menciptakan lebih dari 60 persen PDB global dan dua pertiga pertumbuhan global. Memang ada banyak peluang untuk dijelajahi dengan Indonesia di jantung ASEAN," ungkap Airlangga.

Secara global, tambah Airlangga, dengan kedua negara saat ini berada di kursi penggerak G20 dan G7, Airlangga yakin keduanya dapat berbuat lebih banyak dalam mensinergikan agenda dan prioritas global bersama.

Keikutsertaan Indonesia pada KTT G7 di Elmau dalam beberapa minggu ke depan akan menjadi ajang uji coba utama tentang bagaimana kedua negara dapat bersama-sama menavigasi tantangan global.

Airlangga mengatakan pada triwulan II tahun 2020, perekonomian Indonesia mengalami kontraksi sebesar 5,32 persen, salah satu yang terbesar sejak 1999. Kemudian, memasuki triwulan III mulai naik, dan mulai membaik menjadi 0,74 persen pada triwulan I tahun 2021.

"Untungnya dengan kerja keras, kami telah melewati badai karena ada tanda-tanda perbaikan dengan pertumbuhan tahun-ke-tahun sebesar 5,01 persen pada kuartal pertama tahun ini. Kami terus menerapkan kebijakan moneter dan fiskal yang hati-hati untuk meredam dampak tersebut," ungkap Airlangga.

Kendati demikian, mantan Menteri Perindustrian tersebut mengatakan bahwa menjaga momentum baik jauh lebih penting. Oleh karena itu, melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional, Indonesia bertujuan tidak hanya memulihkan kondisi ekonomi seperti sebelum pandemi, tetapi juga mengubah perekonomian menjadi lebih hijau, berkelanjutan, dan inklusif.

Transformasi tersebut dinilai penting bagi Indonesia karena akan membawa manfaat dalam jangka panjang, baik untuk pencapaian target iklim Indonesia, maupun pertumbuhan berbagai sektor pembangunan.

"Dalam hal ini, Indonesia telah memberlakukan Undang-Undang Penciptaan Lapangan Kerja tahun lalu, terutama untuk menciptakan kemudahan berusaha dan iklim investasi yang lebih baik, serta mempromosikan lapangan kerja dan kesejahteraan masyarakat," ujar Airlangga.


Baca juga: Menperin berupaya pikat investasi Jerman dengan PIDI 4.0
Baca juga: Presiden Jokowi ajak Jerman investasi di industri kendaraan listrik
Baca juga: Menteri Bahlil lobi perusahaan Jerman untuk ekspansi ke Indonesia


Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2022