Jakarta (ANTARA) - Penulis dan sutradara Joko Anwar mengungkapkan alasannya membuat film "Pengabdi Setan 2: The Communion" lima tahun sejak perilisan film pertamanya.

Menurut Joko, masih ada pertanyaan dan misteri di film pertama untuk dijawab dan diceritakan, sehingga kehadiran sekuel dirasa perlu. Ada pun Joko telah merencanakan sekuel sejak ia memproduksi film pertama dari "Pengabdi Setan" (2017).

"Film yang pertama berisi cerita yang belum selesai dan ingin diceritakan ke beberapa chapter. Dan film ini merupakan kerja sama para pembuat dan pemain film yang sangat berdedikasi," kata Joko di Jakarta, Kamis (16/6).

Lebih lanjut, ia mengatakan proses syuting dilakukan di tahun 2020, dan proses pasca produksi memakan waktu setidaknya dua tahun lamanya.

"Jaraknya memang lama. Kalau pun tidak pandemi, film ini juga tidak langsung rilis karena kami ingin buat film yang terencana dan memuaskan penonton film Indonesia," kata Joko.

Sang sutradara lalu membocorkan sedikit plot dari sekuel. Diceritakan bahwa keluarga Rini (Tara Basro) berhasil lari dari rumah di film pertama, dan kini pindah ke sebuah rumah susun.

Baca juga: Endy Arfian sebut film terbarunya tayang tahun depan

Baca juga: Gaya film "Perempuan Tanah Jahanam" akan beda dari "Pengabdi Setan"


Joko menambahkan, latar tempat yang berbeda membuatnya merasa tertantang sebagai pembuat film untuk memberikan pengalaman penonton yang maksimal nantinya ketika telah tayang di layar lebar.

"Tantangan awal, kami ingin buat film dengan mencoba sesuatu yang belum pernah kita lakukan, eksporasi teknik, dan lainnya, agar film kita ada terobosan baru dalam sisi penceritaan. Mereka (pembuat dan pemain film) punya komitmen dan visi yang sama," kata Joko.

Saat ditanya apakah merasa terbebani dengan kesuksesan film pertama, Joko mengaku beban yang ia pikul saat ini adalah bagaimana film barunya bisa lebih baik dari segi penceritaan maupun teknis.

Sebagai informasi, "Pengabdi Setan" telah ditonton oleh 4.206.103 penonton di bioskop, menjadikannya film Indonesia terlaris pada tahun 2017.

Pada ajang Festival Film Indonesia 2017 film ini mendapatkan 13 nominasi, dan berhasil memenangkan 7 di antaranya.

"Kalau bicara beban, setiap kali kita bikin film selalu beban karena harus lebih bagus dari yang terakhir," katanya.

"Bicara target, kita bikin film tidak ada target penonton. Yang saat sekarang bisa dilakukan adalah film dibuat dengan kualitas teknis dan penceritaan. Lalu bagaimanan marketing-nya sampai ke audiens, waktu rilisnya juga seperti apa. Banyak faktor," imbuhnya.

Menurut Joko, semua film Indonesia yang berhasil memecahkan rekor penonton adalah pembuka jalan bagi film-film Indonesia lainnya.

Ia lalu membagikan pendapatnya tentang genre film horor yang masih mendominasi pasar dan box office Indonesia.

"Film horor adalah film dengan genre paling jujur, memberikan pengalaman menakutkan dan seru. Itu membuatnya memiliki parameter target yang jelas: jujur dan dekat dengan penonton," kata dia.

"Mereka (penonton) ingin cari sesuatu yang bisa mereka nikmati dan gampang didapat. Film horor memberikan pengalaman sinematik yang menyenangkan," imbuh sutradara "Perempuan Tanah Jahanam" (2019) itu.

Sementara itu, "Pengabdi Setan 2: The Communion" akan tayang di bioskop Indonesia mulai 4 Agustus 2022.

Baca juga: "Pengabdi Setan" raih penghargaan Film Horor Terbaik di Toronto

Baca juga: Kesan Tara Basro hingga Jourdy Pranata adu peran di "Pengabdi Setan 2"

Baca juga: "Pengabdi Setan 2" tayang 4 Agustus 2022


Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2022