Ternak yang terjangkit PMK saat ini ternak sapi, kerbau dan juga kambing
Praya, NTB (ANTARA) - Pemerintah Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat menyatakan selain menyerang ternak sapi, wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) mulai menyerang ternak kerbau dan kambing menjelang Idul Adha 1443 Hijriah.

"Ternak yang terjangkit PMK saat ini ternak sapi, kerbau dan juga kambing," kata Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Lombok Tengah Lalu Taufikurahman di Praya, Jumat.

Ia menjelaskan berdasarkan data sementara dari Tim Satgas Penanganan PMK yang telah dibentuk, total kasus wabah PMK di Lombok Tengah mencapai 10.995 ekor, namun sekitar 50 persen atau 5.442 ekor ternak sapi telah sembuh.

Sedangkan total kasus PMK pada ternak kerbau sebanyak 112 ekor dan sembuh 61 ekor serta untuk kambing yang terkena wabah PMK sebanyak 60 ekor dan sembuh baru 16 ekor.

"Jadi total ternak yang sembuh baik sapi, kerbau dan kambing itu 5519 ekor dari total kasus 11.167 ekor. Sedangkan sisa yang masih sakit 5658 ekor," katanya.

Ia mengatakan penyebaran wabah PMK hingga saat ini terus melonjak atau hampir ada di 12 Kecamatan yang tersebar di 102 desa dari 139 Desa di Lombok Tengah. Untuk mengantisipasi penyebaran wabah tersebut, pemerintah daerah masih melakukan penutupan semua pasar hewan sampai tanggal 20 Juni sesuai dengan surat yang telah dikeluarkan.

"Pasar hewan masih ditutup untuk sementara," katanya.

Meskipun wabah PMK terus meningkat, ketersediaan hewan kurban di Lombok Tengah dipastikan bisa terpenuhi baik itu untuk hewan kurban sapi maupun kambing.

"Kami telah mendorong para pengusaha ternak hewan kurban untuk membuka kios penjualan hewan kurban dengan menerapkan protokol kesehatan PMK. Sehingga ternak yang akan dijadikan kurban tetap sehat," demikian  Lalu Taufikurahman .

Baca juga: Belasan anak sapi mati di Lombok Tengah, terdampak wabah PMK

Baca juga: Dalam sebulan kasus kuku mulut di Lombok Tengah capai 2.984 ekor

Baca juga: Cegah wabah PMK, pasar hewan-RPH di Lombok Tengah disidak bersama

Pewarta: Akhyar Rosidi
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2022