agar masyarakat setempat bisa beradaptasi dan turut melestarikan satwa yang telah mulai punah tersebut
Padang (ANTARA) - Sumatera Barat kini memiliki tiga nagari ramah harimau sebagai upaya memelihara kelestarian satwa langka tersebut yang digagas oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam Sumbar bersama pemerintah daerah.

"Nagari ramah harimau diluncurkan pada Februari 2022 bertujuan agar masyarakat setempat bisa beradaptasi dan turut melestarikan satwa yang telah mulai punah tersebut," kata Kepala Balai KSDA Sumatera Barat Ardi Andono di Padang, Jumat.

Menurut dia, tiga nagari yang berstatus ramah harimau tersebut yaitu Sontang Cubadak di Pasaman, Nagari Baringin di Kabupaten Agam, dan Nagari Ujung Gading di Pasaman Barat.

Baca juga: Harimau Sumatera asal Agam mati karena sakit

Di nagari ramah harimau, masyarakat setempat diberikan pengetahuan bagaimana berinteraksi dengan harimau termasuk bagaimana melakukan patroli, memasang kamera jebak hingga cara menangkap harimau.

Nagari ramah harimau tersebut dikeluarkan SK oleh provinsi dan sebenarnya seluruh kepala daerah berkewajiban untuk bersama-sama mewujudkannya.

"Pada nagari tersebut juga dibentuk patroli anak nagari (pagari) yang merupakan perangkat nagari secara rutin berkeliling melakukan patroli," ujarnya.

Ia melihat salah satu kelebihan orang Minang adalah memandang harimau sebagai hewan dilindungi yang diberi julukan inyiak.

Baca juga: BKSDA Sumbar pastikan jejak satwa di Solok milik harimau

Masyarakat adat di Sumbar punya prinsip harimau tidak boleh diganggu karena keberadaannya diyakini sebagai penjaga kampung, katanya.

Ia menceritakan pengalaman saat mengevakuasi harimau yang ditemukan di salah satu nagari bukannya warga setempat senang malah tim dihadang oleh masyarakat yang meminta harimau dilepasliarkan kembali di daerah itu.

"Para pemuka adat tidak berkenan harimau tersebut dievakuasi, ini suatu yang menakjubkan," katanya.

Demikian juga saat harimau hendak dievakuasi di Salareh Air, Kabupaten Agam Wali Nagari dan warga setempat menangis seakan-akan penjaga kampung mereka diambil dan dibawa keluar.

Tidak hanya harimau saat pihaknya menyelamatkan tapir, masyarakat rela bersama-sama menggotong hingga dini hari.

"Kalau di daerah lain mungkin sudah dipotong atau dicincang," kata dia.

Ia menambahkan akan menambah nagari ramah harimau di Sumbar yaitu di Kabupaten Solok dan Solok Selatan.

Baca juga: BKSDA Sumatera Barat tangani konflik manusia-harimau di dua lokasi
 

Pewarta: Ikhwan Wahyudi
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2022