Mereka bertugas melakukan pengawasan terhadap lalu lintas hewan ternak yang tinggi di Kota Madiun, utamanya menjelang Idul Adha. Momentum itu banyak sekali pedagang hewan kurban musiman
Madiun, Jatim (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Madiun, Jawa Timur melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) setempat membentuk tim tugas (satgas) penyakit mulut dan kuku (PMK) guna mengantisipasi penyebaran penyakit tersebut pada hewan ternak sapi dan kambing jelang momentum Idul Adha 1443 Hijriah.

Kepala DKPP Muntoro Danardono di Madiun, Jumat mengatakan tim satgas PMK itu merupakan gabungan dari anggota TNI, Polri, Dinas Perhubungan, Satpol PP, dan DKPP.

"Mereka bertugas melakukan pengawasan terhadap lalu lintas hewan ternak yang tinggi di Kota Madiun, utamanya menjelang Idul Adha. Momentum itu banyak sekali pedagang hewan kurban musiman," katanya.

Tim satgas akan melakukan pemeriksaan terhadap hewan kurban yang diperjualbelikan. Ternak sapi, kambing, dan domba yang dijual wajib sehat.

"Masyarakat yang akan membeli ternak harus dilengkapi dokumen surat keterangan kesehatan hewan (SKKH) dari daerah asalnya ternak tersebut. Kemudian kalau ada ternak yang diduga PMK, segera melaporkan ke DKPP supaya bisa diobati," katanya.

Menjelang Idul Adha, pihaknya semakin intensif menerjunkan petugas ke lapangan untuk melakukan surveilans ke seluruh hewan ternak yang ada di Kota Madiun. Utamanya terhadap sapi, kambing, domba.

Jika ada ternak terjangkit PMK, petugas akan melakukan pengobatan pendukung dengan pemberian vitamin dan antibiotik tiga hari sekali sampai sembuh untuk meningkatkan daya tahan tubuh.

Terkait sebaran PMK, kata Muntoro Danardono, data DKPP Kota Madiun mencatat saat ini terdapat lima ekor sapi di wilayah setempat yang positif tertular PMK. Hal itu diketahui dari hasil uji laboratorium Balai Besar Veteriner (BBVet) Wates Yogyakarta. Lima ekor sapi tersebut milik peternak di Kelurahan Kelun.

Sub Koordinator Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Madiun, drh Margaretha Dian mengatakan awalnya ada 25 ekor sapi yang bergejala klinis PMK berasal dari Kelurahan Kelun, Pilangbango, dan Tawangrejo.

"Setelah dilakukan swab, ditemukan lima ekor dari 25 ekor sapi bergejala klinis tersebut terjangkit PMK," kata Margaretha.

Pihaknya meminta masyarakat tidak perlu khawatir dengan adanya PMK di Kota Madiun, sebab PMK tidak menular ke manusia, dan penyakit itu bisa disembuhkan.

"Yang penting jika ada ternak yang menunjukkan gejala klinis PMK, segera lapor ke DKPP untuk ditindaklanjuti," demikian drh Margaretha Dian.

Baca juga: ACT Madiun-Global Qurban kelola ternak secara intensif cegah PMK

Baca juga: DKPP Kota Madiun temukan tiga sapi suspek PMK

Baca juga: Pemkab Madiun lakukan sidak pasar hewan guna antisipasi PMK

Pewarta: Louis Rika Stevani
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2022