London (ANTARA News) - Harga emas melonjak ke tingkat tertinggi dalam hampir tujuh pekan pada Kamis, karena dolar AS melemah setelah Federal Reserve AS berjanji untuk mempertahankan suku bunga mendekati nol selama lebih dari dua tahun.

Logam mulia mencapai 1.730,21 dolar AS per ounce di London Bullion Market -- yang merupakan tingkat tertinggi sejak 8 Desember tetapi masih jauh di bawah rekor puncak 1.921,15 dolar AS yang tercapai pada 6 September, lapor AFP.

"Dengan Federal AS berjanji untuk mempertahankan suku bunga rendah hingga akhir 2014 -- emas melambung," kata Ross Norman, bos broker logam mulia Sharps Pixley yang berbasis di Inggris.

"Meskipun ada pembelian spekulatif, investor cemas bergabung khawatir dengan depresiasi mata uang karena bank-bank sentral global menggunakan kebijakan moneter longgar untuk membanjiri pasar dengan uang tunai."

Penentu kebijakan bank Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada Rabu mengumumkan bahwa pihaknya akan mempertahankan kebijakan moneter "sangat akomodatif" untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional yang rapuh.

FOMC mengatakan, suku bunga acuan akan tetap mendekati nol setidaknya hingga 2014, memperpanjang jangka waktu sebelumnya pertengahan 2013.

Sebagai tanggapannya, euro melonjak ke 1,3177 dolar -- tingkat tertinggi sejak 21 Desember -- karena berita Fed dibayangi bertahannya kekhawatiran tentang potensi gagal bayar utang Yunani.

Melemahnya mata uang AS membuat minyak yang dihargakan dalam dolar lebih murah untuk pembeli yang menggunakan mata uang lainnya -- merangsang permintaan dan harga.

"Pernyataan-pernyataan dan proyeksi The Fed mengakibatkan sebuah depresiasi nyata dari dolar AS," tambah analis Commerzbank dalam sebuah catatan penelitian.

"Pada akhirnya, ini -- ditambah dengan prospek jangka panjang suku bunga rendah -- berjumpa dengan penerimaan yang sangat positif pada pasar emas," tambah mereka.

Emas telah melonjak sebesar 50 dolar AS, atau sekitar 3,0 persen dalam nilai, dalam waktu dua jam setelah pengumuman Fed pada Rabu. Dan logam mulia menikmati lonjakan satu hari terbesar dalam empat bulan, menurut analis. (A026)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2012