Kathmandu (ANTARA) - Pemerintah Nepal sedang mempertimbangkan untuk merelokasi base camp Gunung Qomolangma, gunung tertinggi di dunia, karena peningkatan aktivitas manusia di kawasan tersebut berkontribusi terhadap pelelehan es yang begitu cepat.

"Pembahasan tentang pemindahan base camp sudah dimulai," kata Surya Prasad Upadhyay, petugas informasi di Departemen Pariwisata, kepada Xinhua pada Jumat (17/6).

Dia menambahkan belum ada keputusan yang diambil terkait rencana tersebut.

Setiap tahun, ratusan pendaki dari seluruh dunia berkumpul di area kamp yang berada di ketinggian 5.364 meter di Gletser Khumbu dengan pemandangan saat berdiri di puncak tertinggi di dunia.

Para pendaki merasakan perubahan yang semakin besar di sekitar kamp, terlebih sejak mereka dapat mengambil air secara langsung dalam beberapa tahun terakhir alih-alih mengambil es untuk direbus di panci guna membuat air.
 
   Para pejabat dari Departemen Pariwisata mengatakan bahwa diskusi internal masih berlangsung setelah sebuah gugus tugas dibentuk untuk mengeksplorasi cara-cara yang lebih baik untuk mengatur pelaksanaan ekspedisi. Seorang anggota gugus tugas itu mengatakan kepada Xinhua bahwa mereka telah mengajukan draf rekomendasi kepada departemen yang menyarankan pemindahan kamp basis sedikit di bawah lokasi saat ini


Seorang section officer di departemen, Bhisma Raj Bhattarai, mengatakan meningkatnya aktivitas manusia, termasuk kegiatan memasak di kamp itu, berkontribusi terhadap menghangatnya suhu lingkungan di gunung setinggi 8.848,86 meter yang membentang di Nepal dan China tersebut.

"Salju yang meleleh juga lebih membahayakan nyawa manusia," kata dia.

Selain itu, sekretaris anggota gugus tugas di departemen, Khim Lal Gautam, mengatakan mereka juga menyarankan pemindahan base camp ke lokasi lain guna menghindari kontak langsung antara manusia dan Gletser Khumbu.

Gautam, mendaki Gunung Qomolangma pada 2011 dan 2019 sebagai petugas survei pengukur ketinggian puncak gunung itu, mengatakan perubahan iklim mengubah seluruh lanskap wilayah itu.

Penerjemah: Xinhua
Editor: Bayu Prasetyo
Copyright © ANTARA 2022