Jakarta (ANTARA) - Produsen mobil sport mewah Italia, Ferrari, menguraikan strategi elektrifikasi yang menyerukan 40 persen kendaraan listrik penuh (full-electric) dan 40 persen model hibrida (hybrid) pada 2030.

CEO Benedetto Vigna, dikutip dari Associated Press pada Minggu, mengkonfirmasi bahwa mobil listrik pertama akan disajikan pada tahun 2025, dengan pengiriman pertama pada tahun berikutnya.

Sekarang, hanya empat model Ferrari, atau 20 persen dari kisarannya, yang merupakan mobil hibrida. Model hibrida pertamanya adalah La Ferrari edisi terbatas yang diluncurkan pada 2013, memanfaatkan teknologi Formula 1.

Baca juga: Ferrari luncurkan model hybrid konvertibel 296 GTS

Vigna, mantan pengusaha teknologi yang bergabung dengan Ferrari sebagai CEO sembilan bulan lalu, mengatakan strategi elektrifikasi "sangat relevan".

"Tidak hanya diharuskan oleh peraturan emisi, tapi yang paling penting, kami percaya kami dapat menggunakan mesin listrik untuk meningkatkan kinerja mobil kami, seperti yang telah kami lakukan dengan Ferrari hybrid kami," kata Vigna pada presentasi analis.

Saat Ferrari memperluas jangkauan modelnya, perusahaan mobil yang berbasis di kota Maranello, Italia Utara itu mengatakan akan mengungkap kendaraan utilitas Purosangue yang telah lama ditunggu-tunggu pada bulan September.

Menyandang nama Italia untuk "ras murni", Purosangue akan mewakili tidak lebih dari 20 persen kendaraan yang diproduksi selama siklusnya.

Secara keseluruhan, Ferrari berencana meluncurkan 15 model baru dari tahun 2023 hingga 2026, termasuk supercar performa tinggi baru.

Baca juga: SUV pertama Ferrari Purosangue akan pakai mesin 12 silinder

Baca juga: Aston Martin tunjuk mantan bos Ferrari jadi CEO

Baca juga: Ferrari akan tarik 2.222 mobil di China karena masalah pengereman
Pewarta:
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2022