Moskow (ANTARA) - Rubel Rusia relatif stabil pada perdagangan Senin di dekat puncak multi-tahun, didukung oleh kontrol modal dan dapat terus menguat ditopang pembayaran pajak akhir bulan.

Pada pukul 07.58 GMT, rubel turun tipis 0,2 persen menjadi 56,52 terhadap dolar dan turun 0,5 persen menjadi 59,18 terhadap euro, masih melayang di dekat level terkuatnya dalam hampir lima tahun di 57,10 yang dicapai pada Mei.

Rubel, yang menjadi mata uang dengan kinerja terbaik di dunia tahun ini, didorong oleh pendapatan tinggi Rusia dari ekspor komoditas dan penurunan tajam dalam impor bersama dengan larangan rumah tangga menarik tabungan mata uang asing mereka.

Pembuat kebijakan terkemuka menggunakan forum ekonomi tahunan Rusia di St. Petersburg pekan lalu untuk menyoroti kekuatan rubel baru-baru ini. Ada kekhawatiran ini dapat membebani ekonomi karena mengarah ke resesi di tengah sanksi keras atas apa yang disebut Moskow sebagai "operasi militer khusus" di Ukraina.

Wakil Perdana Menteri Pertama Andrei Belousov mengatakan nilai rubel terlalu tinggi dan industri akan lebih nyaman jika jatuh ke antara 70 hingga 80 terhadap dolar AS.

Namun, minggu ini rubel dapat memperpanjang kenaikan karena perusahaan-perusahaan harus membayar pajak, yang biasanya digunakan oleh perusahaan yang berfokus pada ekspor untuk mengonversi pendapatan dolar dan euro mereka.

Dolar akan berkonsolidasi dalam kisaran 55,5-57,5 terhadap rubel pada siang hari, kata analis Promsvyazbank dalam sebuah catatan.

Sementara itu, indeks saham Rusia beragam karena kurangnya momentum. Indeks RTS dalam denominasi dolar turun 0,2 persen menjadi 1.312,9 poin. Indeks MOEX Rusia berbasis rubel naik 0,2 persen menjadi 2.358,8 poin.

Baca juga: Rubel Rusia stabil terhadap dolar, saham perpanjang penurunan
Baca juga: Rusia incar mekanisme gas-untuk-rubel buat bayar Eurobond
Baca juga: Rubel Rusia menguat menuju 62 terhadap euro, saham melemah

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2022