Jakarta (ANTARA News) - Menneg BUMN Sugiharto di Jakarta, Rabu malam melantik direksi baru PT Pertamina (Persero). Pelantikan ini mengakhiri spekulasi yang telah berlangsung berbulan-bulan lamanya menyangkut perombakan direksi di BUMN penyumbang deviden terbesar bagi negara tersebut. Berikut profil direksi baru Pertamina: 1. Direktur Utama Ari Hernanto Sumarno Nama Ari yang memulai karir di Pertamina sejak 1978 ini muncul sebagai calon dirut lebih belakangan dibanding nama lain seperti Komisaris Utama Pertamina Martiono Hadianto dan Dirjen Migas Departemen ESDM Iin Arifin Tahkyan. Meski mendapat penolakan sejumlah kalangan seperti dari Masyarakat Profesional Madani (MPM) dan dari dalam sendiri yakni Serikat Pekerja Pertamina karena disinyalir bermasalah, namun pemerintah akhirnya tetap menunjuk Ari yang lahir di Yogyakarta, 14 Desember 1948 sebagai dirut menggantikan Widya Purnama. Menyelesaikan studi di Studien Kolleg, Aachen University (Germany) dan Chemistry, Aachen University (Germany), kakak kandung mantan Menteri Perindustrian di zaman Megawati Soekarnoputri, pernah dipercaya sebagai Staff Khusus Direktur Hilir dan Presiden Direktur Petral (anak perusahaan Pertamina yang berkedudukan di Singapura dan bergerak dalam bidang impor-ekspor BBM dan minyak mentah) pada Oktober 2003 sebelum menjabat Direktur Pemasaran dan Niaga. Usai pelantikan, Ari bertekad menjadikan Pertamina sebagai perusahaan kelas dunia. Ia mengaku telah menyiapkan serangkaian program perubahan mulai dari "main set", perilaku, transformasi di pemasaran dan niaga hingga pengolahan. "Kita tidak boleh gagap lagi setelah sekarang ada Shell dan Petronas di sini," ujarnya. 2. Wakil Dirut Pertamina Iin Arifin Takhyan. Nama ini sebelumnya disebut-sebut sebagai calon kuat dirut Pertamina. Namun, akhirnya pemerintah menunjuk Dirjen Migas Departemen ESDM ini sebagai wakil dirut Pertamina. Pria kelahiran Tasikmalaya, Jabar 16 Februari 1952 saat ini juga menjadi Komisaris Utama PT Pupuk Kaltim dan Komisaris Pertamina. Iin tidak asing lagi di Pertamina karena sebelumnya pernah menjabat Direktur Manajemen Production Sharing dan Direktur Hulu di BUMN tersebut. Tamatan Fakultas Teknik Perminyakan Institut Teknologi Bandung tahun 1977 ini kemudian mendapat gelar Diploma Bidang Energy Technology (Geothermal) dari University of Auckland, Selandia Baru. Selanjutnya, pria berpembawaan tenang ini mendapatkan gelar Master Bidang Energy and Environmental Economics di University of Auckland, Selandia Baru pada 1993. Pada 1978, Iin mulai berkarir sebagai pegawai negeri di Direktorat Jendral Minyak dan Gas Bumi Departemen Pertambangan dan Energi (Deptamben) serta menjabat Kepala Sub Direktorat Eksplorasi dan Produksi Panas Bumi Deptamben tahun 1994. Selama tahun 1994-1998 Iin menjadi Senior Technical Officer Kerjasama Indonesia-Australia untuk Timor Gap, Darwin dan 1998-1999 menjadi Direktur Eksplorasi dan Produksi, Direktorat Jendral Migas Deptamben sekaligus menjadi perwakilan pemerintah Indonesia untuk OPEC. Tahun 2000, Iin dipercaya sebagai Staf Ahli Menteri Pertambangan dan Energi, Bidang Minyak dan Gas Bumi Deptamben sekaligus Sekretaris Dewan Komisaris Pemerintah untuk Pertamina. Masih di 2000, Iin diangkat menjadi Direktur Manajemen Production Sharing Pertamina dan 2001-2002 menjabat Direktur Hulu Pertamina. Sejak 2002, Iin menjabat Dirjen Minyak dan Gas Bumi Departemen ESDM dan Gubernur OPEC untuk Pemerintah Indonesia pada tahun 2003-2004. 3. Direktur Pengolahan Suroso Atmomartoyo. Suroso menjadi satu-satunya direksi lama Pertamina yang dipertahankan jabatannya. Pria kelahiran Solo, 7 Nopember 1950 merupakan lulusan Teknik Kimia UGM dan juga bergelar Sarjana Hukum Militer, Jakarta. Sebelum menjabat Direktur Pengolahan, Suroso menjabat Manajer Senior Kehandalan dan JSP Direktorat Hilir dan Kepala Divisi KJO Direktorat Hilir Pertamina. 4. Direktur Pemasaran dan Niaga Ahmad Faisal. Nama ini dikenal dekat dengan wartawan karena jabatannya sebagai Kepala Divisi BBM Pertamina yang sering kali menjadi narasumber. Faisal yang lahir di Tebing Tinggi, Sumsel pada 20 Maret 1956, baru saja diangkat menjadi Deputi Direktur Pemasaran dan Niaga pada 21 Februari 2006. Sepertinya jabatan yang hanya setingkat di bawah direktur itu memang menjadi persiapan bagi Faisal yang lulusan Teknik Fisika ITB naik ke posisi direktur. Usai pelantikan, Faisal mengaku akan menjalankan tugasnya dengan sebaik-baiknya. "Saya siap melakukan yang terbaik," janjinya. 5. Direktur Keuangan Frederic Siahaan. Nama ini merupakan muka baru di Pertamina. Saat ini, Frederick merupakan Asisten Direktur Investment Banking Indo Premier Securities, sebuah perusahaan efek. Sebelumnya, pria kelahiran Pematang Siantar, Sumut 10 Nopember 1967 itu bekerja di PT Dinamika Usaha Jaya 2000-2001, Sigma Batara 1995-2000, Philam Life Investment, Manila sejak 1995. Frederick yang akan menggantikan Alfred H Rohimone menyelesaikan pendidikan terakhirnya di Master in Business Management, Asian Institute of Management, Manila, Philipina pada 1995. Ia juga penerima Sertifikat Panitia Standar Profesi (PSP) Oktober 1998. 6. Direktur Hulu Sukusen Soemarinda. Pria yang lahir di Semarang, 3 Agustus 1951 menggantikan Hari Kustoro. Sebelumnya, Sukusen yang merupakan lulusan Teknik Geologi UGM menjabat General Manager Panas Bumi Pertamina. Ia yang menyelesaikan pendidikan Geothermal di Institute of Auckland, Selandia Baru juga menjabat Komisaris Utama PT Geo Dipa Energi yang merupakan anak perusahaan Pertamina dan PT PLN yang bergerak dalam pengelolaan panas bumi. 7. Direktur Umum dan SDM Soemarsono. Ia yang lahir di Banjarmasin 31 Agustus 1954 menggantikan Suprijanto. Jabatan terakhirnya adalah sebagai Kepala Perwakilan Pertamina untuk Asia Timur. Jabatan lain yang pernah diemban pria yang akrab disapa Sonny ini adalah Kepala Jasa Korporat dan GM Unit Pemasaran III Pertamina. Sonny menyelesaikan S1-nya di Sekolah Tinggi Manajemen Indonesia (STMI) Jakarta di jurusan Manajemen Industri. Selanjutnya, ia mendapat gelar MBA dari IPPM Jakarta, S3 bidang Manajemen di University of Twente, Belanda dan S3 bidang Administrasi Bisnis MSM, Belanda.(*)

Oleh Kelik Dewanto
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006