Surabaya (ANTARA) - PT Perikanan Indonesia (Perindo) yang juga bagian dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengebut ekspor ikan hasil tangkapan nelayan ke tiga negara, yakni Amerika, Singapura dan Jepang, karena permintaan negara itu tinggi.

Direktur Utama PT Perikanan Indonesia Sigit Muhartono di Surabaya, Senin mengatakan, komoditas yang diekspor berupa ikan tuna ke Amerika Serikat dan Singapura serta gurita ke Negeri Sakura Jepang.

Ekspor, kata dia, juga memastikan bahwa ikan hasil tangkapan nelayan dari laut Indonesia memiliki kualitas yang baik untuk dikonsumsi oleh masyarakat mancanegara.

"Kami berkomitmen memenuhi permintaan dari pembeli di luar negeri untuk mengerek pendapatan perusahaan sekaligus meningkatkan inklusivitas nelayan," katanya dalam siaran resmi perusahaan tersebut.

Sigit menjelaskan volume perdagangan luar negeri atau ekspor PT Perikanan Indonesia berkontribusi sekitar 10 persen dari total produksi dibanding dengan perdagangan ikan domestik di dalam negeri.

Oleh karena itu, peta jalan perusahaan ke depan tentu akan menambah pasar luar negeri.

Jangkauan ekspor PT Perikanan Indonesia saat ini sudah tersebar ke sembilan negara, antara lain Amerika Serikat, Jepang, Thailand, Filipina, China, Taiwan, Mesir, Singapura dan Korea Selatan.

Sigit menuturkan produk yang diekspor ke Amerika Serikat berupa ikan tuna yang sudah diproses menjadi tuna saku, tuna steak dan tuna center cut.

Ikan tuna ini telah diproses dari raw material menjadi ikan tuna yang memiliki nilai tambah (added value). Dengan begitu, nilai jual akan lebih tinggi.

"Ekspor tuna ke Amerika Serikat ini adalah ekspor perdana dari salah satu cabang kami di Benoa, Bali, dan Ikan tuna dari Bali telah lolos quality control dan lolos Food and Drug Administration (FDA)," katanya.

Sementara itu, PT Perindo telah rutin mengekspor minimal 20 ton hingga 25 ton produk jadi ikan tuna, dengan kapitalisasi Rp4 miliar.

Badan Pusat Statistik mencatat ekspor perikanan di Indonesia pada kuartal I/2022 mencapai 1,53 miliar dolar AS atau naik 21,63 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.

Pewarta: A Malik Ibrahim
Editor: Slamet Hadi Purnomo
Copyright © ANTARA 2022