Negara-negara di Afrika menghadapi kerawanan pangan yang disebabkan oleh perang di Ukraina.
Jutaan ton biji-bijian tertahan di Ukraina, pemasok pangan utama bagi banyak negara miskin, karena pelabuhan di negara itu diblokade akibat invasi Rusia.
Jika disetujui negara-negara anggota Uni Eropa (EU), pengalihan dana itu akan menyediakan 600 juta euro (Rp9,39 triliun) untuk membantu negara-negara paling rawan pangan di Afrika, pulau-pulau di Karibia dan Pasifik, kata Komisi dalam pernyataan.
Baca juga: G20 luncurkan inisiatif untuk entaskan kemiskinan di Afrika
Langkah itu menjadi bagian dari upaya EU untuk merebut hati negara-negara Afrika dan meyakinkan mereka bahwa sanksi EU terhadap Rusia bukan penyebab terjadinya kelangkaan pangan dan tingginya harga pupuk.
Para pemimpin EU juga akan membantu produksi pupuk di Afrika, menurut draf hasil pertemuan puncak mereka pekan ini.
Mereka akan mendorong inisiatif untuk mendukung pembangunan fasilitas produksi, khususnya pupuk, secara berkelanjutan di negara-negara berkembang, menurut draf itu.
Sebagian besar dana pembangunan EU diberikan kepada negara-negara di Afrika, Karibia dan Pasifik melalui European Development Fund (EDF), sebuah fasilitas yang dibiayai oleh anggota-anggota EU.
Sebagian dana itu biasanya disalurkan untuk mendukung pertanian di negara-negara miskin.
Namun, dana dari para anggota biasanya tidak digunakan semua dan jika tidak dipakai, dana itu dikembalikan kepada mereka.
EU sudah memberikan dukungan finansial darurat ke beberapa negara yang paling rentan.
Pada April, kelompok ekonomi dan politik Eropa itu mengumumkan bantuan senilai 225 juta euro untuk Afrika Utara dan Timur Tengah.
Sumber: Reuters
Baca juga: Peduli krisis kelaparan Afrika, ACT ajak warga ikut membantu
Baca juga: Curah hujan sedikit membuat Tanduk Afrika rawan pangan
Penerjemah: Anton Santoso
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2022