Jakarta (ANTARA News) - Ketua Badan Kehormatan DPR RI M Prakosa menyatakan, kursi impor di ruang Badan Anggaran DPR RI dikembalikan kepada kontraktor pelaksana Selasa, untuk diganti dengan kursi buatan lokal.

"Kursi impor dari Jerman ini akan diganti dengan kursi produksi lokal yang standar seperti di ruangan lainnya dan harganya tak lebih dari Rp2 juta," kata M Prakosa di Gedung MPR/DPR/DPD RI di Jakarta, Selasa.

Menurut Prakosa, kursi penggantinya adalah kursi produksi lokal yang standar seperti yang ada `di ruangan lainnya dan disarankan oleh Badan Kehormatan.

Kursi produksi lokal itu, kata dia, juga bagius dan berkualitas. "Ada dua kata yang tidak boleh pada pengadaan barang di lingkungan parlemen, yakni mewah dan impor," katanya.

Sedangkan karpet impor dari Amerika Serikat televisi layar lebar sebanyak tiga unit yang telah terpasang di ruang rapat Badan Anggaran tetap dibiarlkan.

Menurut Prakosa, karpetnya sudah terpasang, kalau diganti nanti ruangannya menjadi jelek, sehingga tetap dibiarkan.

"Demikian juga televisi layar lebar kalau diganti maka ruangannya menjadi tidak bagus," katanya.

Prakosa menambahkan, yang akan diganti adalah sound system-nya bukan televisi layar lebarnya. Penggantian sejumlah barang di ruang rapat Badan Anggaran ini adalah keputusan final Badan Kehormatan DPR RI.

"Badan Kehormatan menilai aksesoris ruang Badan Anggaran tidak patut karena terlalu mewah. Kita melihat ada masalah jadi kita kembalikan," katanya.

Menurut dia, proses penggantian ini akan dilakukan secara bertahap oleh Sekretariat Jenderal DPR RI kepada kontraktor pelaksana.

Kursi impor dari Jerman yang telah didatangkan ke ruang rapat Badan Anggaran DPR RI tersebut harganya Rp24 juta per unit dan harga seluruhnya sekitar Rp4 miliar.

Kemudian, televisi layar lebar berukuran dua meter kali dua meter sebanyak tiga unit dengan harga sekitar Rp3 miliar, lampu impor dari Belanda harganya sekitar Rp3 miliar serta karpet dari Amerika Serikat harganya sekitar Rp900 juta.

Seluruh aksesoris di ruang rapat Badan Anggaran harganya sekitar Rp14 miliar atau sekitar 70 persen dari nilai proyek ruangan tersebut yakni Rp20,3 miliar.

(R024)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2012