Hong Kong (ANTARA) - Yen terpukul mencapai level terendah baru 24 tahun terhadap dolar AS pada perdagangan Rabu pagi, setelah jatuh lagi semalam karena imbal hasil obligasi pemerintah AS terus meningkat, sangat kontras dengan suku bunga Jepang yang sangat rendah.

Pergerakan dalam pasangan mata uang utama diredam, tetapi perbandingan kebijakan antara Jepang dan seluruh dunia digarisbawahi oleh bank sentral di seluruh dunia yang terus menekankan perlunya suku bunga lebih tinggi.

Yen terakhir melayang di 136,4 per dolar, setelah mencapai 136,71 di awal perdagangan, terendah sejak Oktober 1998. Para analis memperkirakan tidak ada akhir dari aksi jual yang telah melihat yen melemah 18 persen sejauh tahun ini dari 115,08 di akhir tahun 2021.

Mata uang telah melemah karena harga energi yang lebih tinggi memberikan tekanan pada neraca berjalan Jepang dan ketika kesenjangan yang semakin melebar antara imbal hasil obligasi pemerintah Jepang dan obligasi pemerintah AS.

Bank sentral Jepang (BoJ) pekan lalu, mempertahankan suku bunga sangat rendah dan berjanji untuk mempertahankan kebijakan pengendalian kurva imbal hasil (YCC), yang secara efektif membatasi imbal hasil obligasi pemerintah Jepang 10-tahun pada 0,25 persen.

"Dolar/yen terus diperdagangkan di tengah imbal hasil obligasi pemerintah, yang stabil tetapi dengan imbal hasil obligasi 10-tahun bertahan di atas level 3,20 persen sementara bank sentral Jepang telah melakukan banyak hal untuk mempertahankan YCC," kata Redmond Wong, ahli strategi pasar di Saxo Markets Hong Kong.

Beberapa investor telah bertaruh BoJ akan mengubah kebijakan itu, yang menyebabkan keributan di pasar obligasi Jepang, sebuah langkah yang biasanya akan menyebabkan yen menguat dan imbal hasil obligasi pemerintah Jepang meningkat.

Wong mengatakan karena BoJ tidak mengubah kebijakannya pada pertemuan minggu lalu, posisi ini sekarang dibatalkan atau dibalik dengan beberapa taruhan yen akan terus melemah.

Yen telah jatuh terhadap mata uang lain juga dan terakhir di 143,6 per euro, menguji level terendah tujuh tahun di 144,25 yang dicapai awal bulan.

Di tempat lain, indeks dolar sedikit berubah pada 104,41, sebagian besar stabil minggu ini, karena penurunan yen diimbangi oleh mata uang lain yang bergerak lebih tinggi.

Euro berada di 1,053 dolar, terus naik dengan hati-hati dari level terendah 1,0357, yang dicapai satu minggu lalu pada hari Federal Reserve menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin.

Sterling juga naik sangat lambat dan terakhir di 1,2257 dolar.

Peristiwa utama pada Rabu adalah awal dari kesaksian dua hari ketua Fed Jerome Powell kepada Kongres, dengan investor mencari petunjuk lebih lanjut tentang apakah kenaikan suku bunga 75 basis poin akan terjadi pada pertemuan Fed Juli.

Semalam, Presiden Fed Richmond, Thomas Barkin menambahkan retorika hawkish bank, mengatakan panduan Powell sebelumnya tentang kenaikan suku bunga 50 atau 75 basis poin pada Juli adalah "masuk akal."

Kepala ekonom Bank Sentral Eropa Philip Lane mengatakan ECB akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan Juli, tetapi ukuran kenaikan September masih harus diputuskan, menunjukkan kemungkinan kenaikan 50 basis poin yang lebih besar.

Dolar Australia tetap lemah di 0,6948 dolar AS, karena harga-harga komoditas yang rendah, seperti bijih besi, terus membebani.

Bitcoin berada di 20.600 dolar AS berjuang untuk melepaskan diri dari level simbolis 20.000 dolar AS di kedua arah, menyusul penurunan baru-baru ini.


Baca juga: Yen jatuh ke level terendah baru 24 tahun terhadap dolar AS
Baca juga: Dolar turun dari tertinggi 2 dekade, usai The Fed naikkan bunga 75 bps
Baca juga: Yen mendekam dekat level terendah 24 tahun dan dolar melemah

 

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2022