Hong Kong (ANTARA) - Saham-saham Asia melemah pada awal perdagangan Rabu, terseret kekhawatiran resesi di tengah peringatan tentang penurunan ekonomi yang semakin keras, meskipun Wall Street mencatat kenaikan tajam semalam.

Indeks Nikkei 225 Jepang naik tipis 0,04 persen, saat yen melayang di dekat level terendah 24 tahun terhadap dolar AS karena bank sentral Jepang mempertahankan kebijakan moneter yang sangat longgar sementara bank sentral global utama lainnya mengambil sikap hawkish.

Menteri Keuangan Jepang Shunichi Suzuki mengatakan pada Selasa (21/6/2022) bahwa dia khawatir tentang pelemahan tajam yen baru-baru ini dan akan dengan tepat menanggapi pergerakan pasar jika perlu.

Indeks KOSPI Korea Selatan jatuh 1,74 persen, di Australia indeks ASX 200 turun tipis 0,06 persen, indeks Hang Seng Hong Kong melemah 0,55 persen, indeks Komposit Shanghai China turun 0,09 persen sementara indeks Komponen Shenzhen tergelincir 0,17 persen.

Pengetatan moneter agresif Federal Reserve AS untuk mendinginkan inflasi, dan kekhawatiran akan meningkatnya risiko resesi telah membebani pasar.

Goldman Sachs memperkirakan 30 persen peluang ekonomi Amerika Serikat menuju resesi selama tahun depan, naik dari 15 persen sebelumnya, menyusul rekor inflasi tinggi dan latar belakang ekonomi makro yang lemah karena konflik Ukraina.

Ekonom di Morgan Stanley, bank investasi Wall Street lainnya pada Selasa (22/6/2022) menempatkan kemungkinan resesi AS untuk 12 bulan ke depan di sekitar 35 persen.

UBS juga mengatakan resesi akan dangkal jika itu terjadi, tetapi tidak diperkirakan terjadi di Amerika Serikat atau secara global pada 2022 atau 2023.​​​​​​​ Sementara CEO Tesla Inc. Elon Musk memperingatkan bahwa AS sedang menuju resesi.

"The Fed telah memasuki kebijakan yang akan kami gambarkan sebagai palu waktu," kepala pendapatan tetap global Columbia Threadneedle Investments Gene Tannuzzo mengatakan kepada Bloomberg.

“Anda harus merencanakan pertahanan pada saat ini. Ada banyak pertanyaan tentang semua aset berisiko.”

Presiden Fed Bank of Richmond, Thomas Barkin mengatakan bank sentral harus menaikkan suku bunga secepat mungkin tanpa menyebabkan kerugian yang tidak semestinya pada pasar keuangan atau ekonomi.

Ketua Fed Jerome Powell akan memulai kesaksian dua hari kepada Kongres di kemudian hari, dengan investor mencari lebih banyak petunjuk tentang jalur kenaikan suku bunga Fed.

Di sisi data, klaim pengangguran awal AS akan dirilis pada Kamis (23/6/2022) sementara sentimen konsumen dari University of Michigan AS akan dirilis pada Jumat (24/6/2022).


Baca juga: IHSG ditutup menguat, ikuti kenaikan bursa saham Asia
Baca juga: Saham Asia dan kontrak berjangka Wall St naik tipis, sentimen rapuh
Baca juga: Saham global rontok setelah bank-bank sentral utama naikkan suku bunga

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2022