Kami berkolaborasi dengan pemerintah dan industri bagaimana memastikan dukungan pendalaman pasar keuangan kami menuju ekonomi hijau dan keuangan hijau
Jakarta (ANTARA) - Bank Indonesia (BI) optimistis Indonesia akan menjadi standar global baik untuk infrastruktur sistem pembayaran maupun pasar keuangan dalam waktu dekat.

Bank sentral kini terus membangun infrastruktur pasar uang untuk saling terhubung, terintegrasi, dan dapat bertukar informasi dengan sistem pembayaran, terutama di dalam pengembangan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS), BI-FAST, serta Electronic Trading Platform (ETP) Multimatching.

"Hal ini sejalan dengan standar global yakni The Committee on Payments and Market Infrastructures (CPMI)," ungkap Gubernur BI Perry Warjiyo dalam acara Peluncuran Laporan "Indonesia Economic Prospects June 2022" yang dipantau secara daring di Jakarta, Rabu.

Hal itu, lanjutnya, merupakan salah satu langkah pendalaman pasar keuangan yang dilakukan oleh bank sentral dan menjadi prioritas, serta diarahkan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan pemulihan keberlanjutan.

Selain infrastruktur pasar uang, instrumen kebijakan lainnya yang digunakan untuk memperdalam pasar keuangan yakni memperbesar dan melakukan inovasi dan instrumen di pasar, baik pasar valuta asing maupun pasar uang.

Baca juga: BI: Kondisi pasar keuangan masih stabil, merespons kebijakan The Fed

Perry Warjiyo menuturkan pihaknya terus memperdalam transaksi Domestik Non Delivery Forward (DNDF) dan pasar repo, serta membangun mekanisme harga melalui IndONIA dan beberapa struktur di pasar uang.

Langkah lainnya yang dilakukan untuk memperdalam pasar keuangan domestik yaitu mengembangkan pembiayaan hijau untuk keuangan berkelanjutan.

"Kami berkolaborasi dengan pemerintah dan industri bagaimana memastikan dukungan pendalaman pasar keuangan kami menuju ekonomi hijau dan keuangan hijau," tambahnya.

Dirinya menilai semangat koordinasi yang kuat antara pemerintah dan bank sentral harus terus dilakukan untuk memastikan stabilitas perekonomian. Namun pada saat yang sama pertumbuhan ekonomi juga harus diperkuat untuk menghadapi tantangan harga komoditas global yang tinggi.

Baca juga: Ekonom: Investasikan hasil "commodity boom" agar berdampak pada PDB RI

Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022