Denpasar (ANTARA) - Satgas Penanganan COVID-19 Provinsi Bali meminta masyarakat tetap mematuhi protokol kesehatan untuk mencegah penularan COVID-19 subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 yang kasusnya telah ditemukan di Pulau Dewata.

"Meskipun Bapak Presiden memberikan relaksasi dan pelonggaran, tidak serta merta kita bisa bebas sebebas-bebasnya," kata Sekretaris Penanganan COVID-19 Provinsi Bali Made Rentin di Denpasar, Rabu.

Rentin mengingatkan bahwa pelonggaran pemakaian masker hanya ketika berada di ruang terbuka dan tidak ada potensi kerumunan.

Selanjutnya, ujar Rentin, strategi kedua untuk mencegah penyebaran COVID-19 dengan mengoptimalkan capaian vaksinasi booster (penguat).

Baca juga: Pemerintah lakukan penyesuaian prokes pada kegiatan berskala besar

"Meskipun capaian vaksin booster kita sudah 70 persen lebih dan tertinggi di seluruh Indonesia, kita tidak boleh berhenti sampai di sini, karena masih ada komponen yang perlu disasar lagi, misalnya kelompok lansia," ucap pria yang juga Kepala Pelaksana BPBD Bali itu.

Terkait target pencapaian vaksinasi penguat, kata Rentin, sebelumnya Gubernur Bali Wayan Koster menggariskan sekurang-kurangnya pada Hari Jadi Provinsi Bali pada 14 Agustus 2022 persentasenya bisa menyamai capaian vaksinasi dosis satu dan dua yang sudah 100 persen

"Kita berharap dan memasang ekspektasi siapa tahu bisa saat kita berulang tahun pada Hari Jadi Provinsi Bali. Salah satu kado istimewa yang diterima seluruh masyarakat Bali adalah capaian vaksinasi booster bisa sesuai target," ucapnya.

Gubernur Bali, lanjut dia, tidak memasang angka persentase tertentu seperti pada saat awal booster, tetapi sedapat mungkin terus dipacu dan dioptimalkan capaian vaksinasi penguat.

Baca juga: Penegakan prokes kembali digiatkan untuk cegah kenaikan kasus COVID-19

Ia pun berharap agar segera ada kebijakan pemberian vaksin penguat bagi anak-anak di bawah umur 18 tahun.

Meskipun di Pulau Dewata sudah ditemukan kasus COVID-19 subvarian Omicron BA.4 dan BA.5, menurut Rentin, hingga saat ini kasusnya tidak terlalu tinggi dibandingkan saat awal-awal Omicron ada di Bali.

"Demikian pula untuk kasus terkonfirmasi positif, sejauh ini tidak ada yang bergejala sedang atau berat. Sebagian besar tanpa gejala atau setidak-tidaknya gejala ringan," katanya.

Pada Rabu (22/6) dilaporkan ada penambahan kasus COVID-19 sebanyak 51 orang dan pasien yang sudah sembuh dari COVID-19 sebanyak 32 orang.

Baca juga: Epidemiolog Unsoed: Antisipasi varian baru COVID-19 dengan taat prokes

Dari 395 kasus aktif COVID-19 di Provinsi Bali, yang dirawat di RS rujukan sebanyak 35 orang (8,86 persen) dan yang isolasi mandiri 360 orang (91,14 persen).

Pewarta: Ni Luh Rhismawati
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2022