ada pertemuan pertama di Yogyakarta, mereka sepakat akan tiga hal, yaitu energy access, technology, and financing. Isu itu akan kita bahas lebih lanjut
Jakarta (ANTARA) - Ketua Kelompok Kerja Transisi Energi atau ETWG Yudo Dwinanda Priaadi mengatakan sidang kedua ETWG di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, akan merumuskan penyusunan konsep Bali Common Principles in Accelerating Clean Energy Transitions (Compact).

"Pada pertemuan pertama di Yogyakarta, mereka sepakat akan tiga hal, yaitu energy access, technology, and financing. Isu itu akan kita bahas lebih lanjut terutama Bali Compact. Jadi ada serangkaian principles yang kami bahas dengan mereka untuk mendapatkan kesepakatan awal sebelum maju ke komunike," ujarnya dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis.

Yudo menyampaikan bahwa seluruh anggota G20 telah menandatangani kesepakatan untuk mencapai netralitas karbon berdasarkan kebutuhan negara masing-masing. Bedanya, pertemuan sekarang adalah semua negara G20 sudah mendeklarasikan rencana netralitas karbon mereka.
 
"Oleh karena itu, kita butuh principles yang mendorong untuk implementasi transisi energi," ucap Yudo.

Selain Bali Compact, forum transisi energi G20 kali ini akan mempresentasikan kemajuan tiga isu utama yang sudah menjadi kesepakatan di Yogyakarta.

"Kita akan melakukan beberapa update terkait hasil perkembangan stocktake. Kita juga punya banyak virtual webinar. Ini merupakan milestones untuk mencapai satu konsensus. Kita dibantu teman-teman dari organisasi internasional," ungkap Yudo.

Menurutnya, salah satu kelebihan dari forum G20 adalah menciptakan gerakan global atau global movement. Transisi energi maupun target netralitas karbon menjadi salah satu isu global sejak pertama kali dibahas pada tahun 2018 lalu.

"Cukup empat tahun isu transisi energi menjadi pembahasan semua orang dan sebagai grup kita bergerak bersama-sama," terang Yudo.

Selaku Presidensi G20, Indonesia ingin mengoptimalkan peluang percepatan transisi energi melalui pemanfaatan energi baru dan terbarukan. Indonesia akan menyusun beberapa inisiatif proyek yang dikompilasikan di Sherpa dengan tetap memikirkan kepentingan G20.

Salah satu proyek yang tengah menjadi pembahasan di G20 adalah usulan Brasil atas platform bahan bakar nabati.

"Jadi ini itu satu kerja sama di G20 dan di luar G20 untuk menggunakan bioenergi di masa mendatang. Semua dipelajari, mana yang bisa diterima oleh semua anggota," kata Yudo.

Indonesia sendiri tengah mengusulkan program penangkapan karbon di proyek Tangguh, Papua Barat. Program itu memiliki nilai yang cukup besar hingga 3 miliar dolar AS.

Yudo menegaskan dukungan finansial dan teknologi dari negara maju menjadi hal penting untuk mengimplementasikan transisi energi secara global. Hal Ini yang akan didorong terus di G20.

Hari ini Jerman akan bicara sebagai Presidensi G7 dan mendorong Just Energy Transitions Partnership (JETP).

Model kerja sama JETP sudah pernah dilaksanakan oleh Afrika Selatan dengan Amerika Serikat, Prancis, dan Jerman. Kemitraan tersebut bertujuan mengakselerasi dekarbonisasi industri Afrika Selatan dengan fokus sistem kelistrikan dengan komitmen awal sebesar 8,5 miliar dolar AS pada tahap pertama.


Baca juga: Menteri ESDM dijadwalkan buka sidang Forum Transisi Energi G20 di NTT
Baca juga: RI dukung global tekan emisi karbon subsektor minerba melalui EBT
Baca juga: RI dorong biofuel demi capai transisi energi yang adil dan merata

Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2022