Cilacap (ANTARA News) - Stasiun Meteorologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Cilacap memprakirakan angin puting beliung masih berpotensi terjadi di sejumlah wilayah Jawa Tengah bagian selatan dalam beberapa hari ke depan.

"Angin secara umum sudah normal karena dampak siklon tropis `Iggy` terhadap cuaca di Jateng selatan telah hilang. Namun potensi terjadinya angin puting beliung masih ada," kata prakirawan cuaca Stasiun Meteorologi Cilacap, Teguh Wardoyo, di Cilacap, Kamis.

Menurut dia, potensi angin puting beliung ini disebabkan masih tingginya pemanasan lokal sehingga mengakibatkan peningkatan suhu udara terutama pada pagi hari hingga menjelang siang.

"Kemarin (Rabu, red.) suhu udara di Cilacap terpantau mencapai 32 derajat Celcius dan sebelumnya sempat mencapai 33 derajat Celcius," katanya.

Akibat adanya pemanasan lokal ini, kata dia, pembentukan awan hujan sangat tinggi sehingga memicu pertumbuhan awan Cumulonimbus (Cb) yang dapat mengakibatkan terjadinya angin puting beliung yang bersifat lokal.

Dalam hal ini, kata dia, awan Cb memiliki ciri-ciri tinggi menjulang, berbentuk seperti bunga kol, dan berwarna gelap.

"Oleh karena itu, masyarakat Cilacap, Purwokerto, dan Banyumas diimbau untuk waspada terhadap kemungkinan terjadinya angin puting beliung, terutama di saat cuaca cerah dan panas di pagi hari, tetapi menjelang siang terlihat mendung serta tiba-tiba terjadi hujan. Apalagi siklon tropis berpeluang terjadi di wilayah selatan ekuator selama bulan Desember hingga Februari sehingga dapat memicu terjadinya cuaca ekstrem di Jateng bagian selatan," katanya.

Ia mengatakan hingga saat ini belum terpantau adanya bibit badai atau siklon tropis baru di wilayah selatan ekuator yang dapat memicu terjadinya cuaca ekstrem di Jateng selatan.

Oleh karena itu, kata dia, curah hujan di wilayah Jateng selatan khususnya Cilacap selama bulan Februari diprakirakan normal, yakni berkisar antara 200-300 mililiter.

"Namun kami akan terus melakukan pemantauan terhadap kemungkinan terjadinya cuaca ekstrem di wilayah Jateng selatan," jelasnya.   (ANT)

Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2012