BWF saat ini mengikuti kerangka kerja kebijakan pemerintah Inggris terkait transgender sebagai panduan untuk mengelola masalah ini baik di turnamen tingkat nasional maupun internasional
Jakarta (ANTARA) - Federasi bulu tangkis dunia, BWF, pada Kamis menyatakan bahwa pihaknya memulai proses kajian untuk membantu mengambil "keputusan berbasis bukti" terkait kebijakan atlet transgender dalam olahraga mereka.

"BWF saat ini mengikuti kerangka kerja kebijakan pemerintah Inggris terkait transgender sebagai panduan untuk mengelola masalah ini baik di turnamen tingkat nasional maupun internasional," demikian pernyataan BWF dilansir Reuters, Kamis.

"Hanya saja, kami memahami adanya rekomendasi terkini dari IOC dan memulai riset spesifik dan proses penilaian untuk mendapatkan pengambilan keputusan berbasis hasil yang relevan di bulu tangkis yang adil bagi semua pihak," tulis pernyataan yang sama.

Baca juga: FIFA dan World Athletics tinjau regulasi transgender susul sikap FINA

Pembela hak-hak transgender berargumen bahwa tidak cukup banyak studi yang dilakukan untuk memperlajari dampak transisi gender terhadap performa fisik, dan menyatakan bahwa atlet-atlet elit biasanya sudah memiliki kemampuan fisik yang berbeda.

BWF menjadi federasi olahraga berikutnya yang memulai kajian kebijakan tersebut, setelah akhir pekan lalu hasil pemungutan suara di federasi akuatik dunia, FINA, yang melarang keikutsertaan atlet transgender "pria-ke-perempuan" mengikuti kompetisi nomor putri.

Federasi sepak bola dunia, FIFA, dan federasi atletik dunia, World Athletics, juga sudah menyatakan bahwa lembaga mereka tengah melakukan kebijakan serupa.

Sedangkan Komite Olimpiade Internasional (IOC) telah mengeluarkan "kerangka kerja" acuan untuk masalah tersebut, sembari memberikan wewenang keputusan akhir kelayakan penampilan atlet-atlet transgender ke masing-masing federasi olahraga.

Kendati demikian, IOC membubuhkan bahwa "sampai saat terbukti sebaliknya, atlet tidak boleh dianggap memiliki keuntungan kompetitif yang tidak adil atau tidak proporsional karena variasi jenis kelamin mereka, penampilan fisik dan/atau status transgender".

Baca juga: Pejabat FINA berharap cabang lain ikuti keputusan soal transgender

Aturan baru FINA mendapat kritik dari pebalap sepeda transgender Veronica Ivy yang menyebutnya "tidak ilmiah", sedangkan kelompok hak LGBT Athlete Ally melabelinya sebagai sesuatu yang "diskriminatif" dan "berbahaya".

Presiden World Athletics Sebastian Coe saat mengumumkan proses tinjauan organisasinya mengatakan bahwa "jika ada penilaian antara inklusi dan keadilan, kami akan berpihak pada keadilan -- bagi saya itu tidak bisa dinegosiasikan".

Partisipasi atlet transgender dalam kompetisi putri sudah dilarang oleh liga rugby pada Selasa (21/6), sedangkan otoritas balap sepeda dunia UCI mengetatkan aturan partisipasi mereka pekan lalu.

Federasi olahraga hoki, triathlon, dan dayung juga saat ini telah memulai proses kajian mereka terkait partisipasi atlet transgender.

Baca juga: FINA akan voting tentang kebijakan transgender pada Minggu

Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2022