Berlin (ANTARA) - Jerman pada Kamis akan memasuki Fase 2 --dari rencana tiga tahap-- darurat gas namun sebuah klausul, yang memungkinkan layanan kebutuhan penunjang menaikkan biaya energi, belum akan diberlakukan, kata beberapa sumber.

Langkah itu akan menjadi peningkatan terbaru dalam benturan antara Eropa dan Rusia.

Perkembangan itu memperlihatkan betapa kelompok negara-negara Eropa bergantung pada pasokan gas dari Rusia serta menemui kesulitan untuk mendapatkan alternatif untuk beberapa tahun.

"Tingkat bahaya" fase kedua itu secara teoritis memungkinkan utilitas (layanan kebutuhan penunjang) untuk menetapkan harga tinggi pada industri dan rumah tangga --langkah yang bisa membantu menurunkan permintaan.

Rencana Fase 2 disiapkan ketika pemerintah menganggap kemungkinan besar akan terjadi keterbatasan pasokan gas dalam waktu lama.

Salah satu sumber, yang menolak disebutkan namanya, mengatakan sumber bahaya akan terpicu. Dua sumber lainnya mengatakan bahwa klausul, yang membolehkan layanan utilitas untuk membebankan biaya, tidak akan terjadi.

Jerman, negara ekonomi utama di Eropa, saat ini sedang menghadapi pengurangan pasokan gas dari pemasok utamanya, Rusia.

Jerman sejak Maret telah menerapkan Fase 1 rencana darurat, yang termasuk berupa pemantauan aliran harian secara lebih ketat serta pemusatan perhatian pada pengisian fasilitas-fasilitas penyimpanan gas.

Spekulasi soal langkah menuju Fase 2 telah beredar sejak pemasok Rusia, Gazprom, pekan lalu memutus pengiriman melalui saluran pipa Nord Stream 1 menjadi hanya 40 persen dari kapasitas.


Sumber: Reuters
Baca juga: Rusia hentikan kontrak pasokan gas ke Belanda, Denmark, dan Jerman
Baca juga: Rusia setop pasokan, aliran gas Jerman ke Polandia meningkat
Baca juga: Jerman hadapi risiko resesi karena krisis gas Rusia semakin dalam

Penerjemah: Tia Mutiasari
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2022