Ini menggambarkan tren yang sangat sehat dan menggembirakan, karena keuangan negara bisa sedikit terlindung dari guncangan-guncangan global
Jakarta (ANTARA) - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan pembiayaan anggaran sampai akhir Mei 2022 baru mencapai Rp91,0 triliun atau turun 72,5 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp331,2 triliun.

“Ini menggambarkan tren yang sangat sehat dan menggembirakan, karena keuangan negara bisa sedikit terlindung dari guncangan-guncangan global,” kata Menkeu Sri Mulyani dalam konferensi pers daring APBN KiTa periode Juni 2022 yang dipantau di Jakarta, Kamis.

Dengan tren suku bunga, inflasi, dan imbal hasil Surat Berharga Negara (SBN) yang naik, menurutnya, penurunan penerbitan utang akan dapat melindungi Indonesia dengan lebih baik dari guncangan global.

Menkeu merinci sampai Mei 2022 pemerintah baru menerbitkan SBN neto sebesar RpRp75,3 triliun atau turun 78,4 persen dari tahun lalu yang mencapai Rp348,0 triliun.

Baca juga: Sri Mulyani: Defisit APBN 2022 diturunkan jadi 4,5 persen PDB

Penerbitan SBN neto ini juga baru mencapai 7,6 persen dari perkiraan penerbitan SBN dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2022 yang sebesar Rp991,3 triliun.

“Ini menggambarkan sektor pembiayaan utang sedang kita konsolidasikan, disehatkan dengan defisit yang menurun. Ini kombinasi penerimaan makin tinggi, belanja tetap kita jaga, dan dengan demikian defisit bisa kita turunkan,” kata Sri Mulyani.

Ia menambahkan bahwa penerbitan global sukuk mencapai 3,25 miliar dolar AS dan Samurai Bonds sebesar 81 miliar yen Jepang.

“Penerbitan SBR011 sebesar Rp13,91 triliun yang menjadi nominal terbesar dan jumlah investor terbanyak selama penerbitan SBN ritel non tradable,” ucap Sri Mulyani.

Adapun realisasi pembelian BI melalui SKB I tahun 2022 mencapai Rp32,24 triliun yang terdiri dari pembelian SUN senilai Rp17,16 triliun dan SBSN sebesar Rp15,08 triliun.

Baca juga: BI beli SBN di pasar perdana Rp32,54 triliun per 22 Juni tahun ini

Pewarta: Sanya Dinda Susanti
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022